get app
inews
Aa Text
Read Next : Pascaerupsi Gunung Agung, 850 Warga Mengungsi ke Kantor Desa Ban

Pengungsi Nekat Pulang ke Zona Merah Mengurus Hewan Ternak

Rabu, 29 November 2017 - 21:28:00 WITA
Pengungsi Nekat Pulang ke Zona Merah Mengurus Hewan Ternak
Warga membawa pakan ternak dari ladang. Banyak pengungsi yang nekat kembali ke rumahnya meskipun sudah ditetapkan sebagai zona merah. (Foto: iNews/Zainuddin Yasin)

KARANGASEM, iNews.id – Warga Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, yang terdampak erupsi Gunung Agung, nekat pulang kampung dengan alasan mengurus hewan ternak mereka yang tidak diangkut ke pengungsian. Sementara desa ini telah diterjang muntahan lahar dingin dan masuk zona merah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mengklaim warga yang tinggal di radius 10 kilometer (km) atau kawasan rawan bencana (KRB) 1 sudah mengosongkan rumah. Setiap hari, petugas berpatroli dan menyisir rumah warga. Namun, keterangan tersebut berbeda di lapangan. Sebagian warga masih pulang kampung di pagi hari dan sorenya kembali ke pengungsian.


Salah seorang warga Desa Ban, Kadek Puspitasari mengatakan, dia dan beberapa warga lain masih nekat pulang kampung untuk mengurus hewan ternak. Bahkan, ada yang enggan kembali ke pengungsian jika cuacanya normal. Selain mengambil pakan ternak di ladang, mereka juga merawat tanaman seperti jagung, singkong, dan kacang, yang baru ditanam beberapa pekan lalu. Tanaman tersebut sempat disembur hujan abu.

“Kami memang tahu di sini berbahaya, tapi apa boleh buat. Kalau ternak kami tidak diberi makan, nanti kan bisa mati. Untuk sementara ini, saya harus pulang ke rumah setiap pagi mencari rumput untuk ternak yang sudah dibawa ke pengungsian. Banyak warga lain juga pulang karena ternaknya masih ada,” kata Kadek Puspitasari.

Warga Desa Ban lain, Nengah Suci, juga setiap pagi pulang ke rumah yang masuk zona merah Gunung Agung untuk memastikan hewan ternaknya tidak kelaparan. “Pagi saya ke sini cari rumput dan kasih makan ternak sapi, sorenya pulang ke pengungsian,” ujar Nengah Suci.

Sementara Kepala BPBD Bali Dewa Indri mengatakan, sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus Awas, setiap hari tim melakukan penyisiran ke zona berbahaya. “Penyisiran dilakukan setiap pagi dan siang hari oleh teman-teman dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, dan dari relawan PMI,” kata Dewa Indri.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengungkapkan, jumlah penduduk di 22 desa yang harus mengungsi diperkirakan sekitar 90 ribuan. Sampai Senin, 27 November lalu, belum semua masyarakat di zona berbahaya mengungsi. Salah satu alasan masyarakat enggan mengungsi karena ternaknya belum dievakuasi.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut