Erupsi Gunung Agung, Bayi 7 Hari Terpaksa Ikut Mengungsi

KARANGASEM, iNews.id - Seorang bayi berumur tujuh hari di Karangasem, Bali, harus ikut mengungsi bersama kedua orang tuanya akibat letusan Gunung Agung Senin (2/7/2018) malam tadi. Sang bayi pun kini berada di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, menunggu situasi kembali kondusif.
Bayi tujuh hari yang merupakan anak dari Made Agus Astawa dan Wayan Suartini, ini terpaksa mengungsi bersama belasan warga lainnya. Puluhan warga dari lereng Gunung Agung ini awalnya mengungsi ke Balai Budaya Klungkung dengan menggunakan sepeda motor.
Namun karena situasi dan banyak bayi serta anak-anak ikut dalam rombongan pengungsi, petugas pun memindahkan mereka ke kantor BPBD setempat agar bayi lebih terjaga. Mereka mengaku sudah dua kali mengungsi lantaran fluktuasi kondisi Gunung Agung.
“Semalam dari atas puncak ada api. Makanya kami panik dan mengungsi ke sini,” ucap Wayan Suartini, ibu sang bayi saat ditemui, Selasa (3/7/2018) dini hari tadi.
Hal senada disampaikan Komang Santini, salah seorang pengungsi yang sedang hamil. Dia mengaku panik setelah melihat api dari puncak mulai mengalir ke bawah. “Langsung panik tadi malam dan tidak tahu mau mengungsi ke mana. Akhirnya lari ke lapangan saja. Terus sama petugas dibawa ke sini,” ucapnya.
Saat ini, di kantor BPBD Klungkung terdapat tiga orang bayi dan balita serta ibu hamil yang kemaren malam mengungsi dengan sepeda motor. Mereka berasal dari Desa Besakih, yang jaraknya sekitar lima kilometer dari bibir kawah Gunung Agung.
Rencananya jika situasi Gunung Agung sudah stabil para pengungsi akan pulang ke rumah diantar oleh petugas BPBD Klungkung. Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, Putu Widiada mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan GOR Sweca Pura untuk menampung pengungsi jika terjadi erupsi yang lebih besar.
Editor: Himas Puspito Putra