Dari November 1965 hingga Februari 1966 adalah hari-hari mencekam di desa. Setiap hari hampir pasti ada rumah yang terbakar, orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya.
Kak Pegeg menjadi salah satu anggota dari barisan massa tameng PNI yang menyaksikan kejadian itu. Saat itu, barisan massa akan melakukan pengganyangan terhadap sebuah desa tetangga, yang hampir seluruh kramanya masuk PKI.
Ratusan massa berteriak, mengacungkan klewang dan membakar seluruh rumah di desa tersebut. Sebelumnya para perempuan dan anak-anak diamankan di bale banjar, sementara barang-barang yang masih bisa diselematkan dikumpulkan.
Massa Tameng beringas dan menculik para laki-laki di desa tersebut. Ada yang dibunuh langsung di desa tersebut dan diangkut truk untuk dibunuh di tempat lain. Setelah massa Tameng mengamuk, desa tersebut telah rata menjadi tanah.
Hampir semua membawa klewang berceceran darah yang diseret di jalan-jalan. Kadang massa akan mengacungkan klewang tersebut dan berteriak, “Matiang PKI“ (Bunuh PKI).
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait