Apel Siaga kebulatan tekan mendukung Presiden Soekarno di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali pada 22 Februari 1966. (Foto/Repro/Arsip ANRI)

Men PKI menang kal guling nase adalah kata-kata Wayan Warda, tokoh PKI di desanya yang tidak dilupakan Kak Pegeg. Kalimat itu artinya: kalau PKI menang akan kita guling dia.

Kata-kata itulah yang selalu keluar darinya saat berada di depan massa PKI. Ini untuk mengancam Ketut Darta dan pengikutnya dari PNI yang akan diperlakukan seperti babi, diguling.

Janji itu tentu sangat menggugah masyarakat dan kemudian menjatuhkan pilihan mendukung setiap gerakan partai komunis nomor tiga terbesar di dunia saat tahun 1960an itu.

Tapi angin kemudian berembus tanpa terduga. Di rumah warga desa yang memiliki radio-radio disesaki orang yang ingin mendengar ada sebuah berita tak terduga.

Ada gerakan kudeta terhadap pemerintahan yang sah dengan membunuh jendral-jendral pada malam hari 30 September 1965 dan memasuki dini hari 1 Oktober 1965.

Oleh Soeharto kemudian gerakan kudeta itu dinyatakan dilakukan oleh PKI, dan kemudian menyebutkan peristiwa itu sebagai G30SPKI. Kekuasaan diambil alih Soeharto dengan melakukan pembubaran PKI dan menetapkannya sebagai partai terlarang di Indonesia.

Setiap jengkal tanah di Tanah Air ini diperintahkan untuk mengganyang dan menumpas sampai ke akar-akarnya PKI dan para pengikutnya.

Dan mulailah tahun-tahun kelam dalam sejarah di negeri ini, pembunuhan massal pada setiap manusia yang terkait atau dikait-kaitkan dengan PKI dan komunis.


Editor : Reza Yunanto

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5 6 7
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network