Protes Wajib Swab, Niluh Djelantik Tulis Surat Terbuka ke Gubernur Koster

Contoh 1 : Wisatawan dari Timika rencana ke Bali 27 Des 2020. Sudah bayar tiket & hotel jauh hari sebelumnya. Berarti mereka tes PCR tanggal 25 Des 2020. Tanggal 25-26 Des itu libur Natal Pak. Rumah Sakit tidak bisa melayani tes karena libur nasional. Kebayang chaos nya pak ?
Contoh 2 : Wisatawan dari Jakarta rencana ke Bali tanggal 25 Des 2020. 20 orang. Tiket pesawat & hotel sudah dibayar. Mereka sudah siapkan biaya rapid tes Rp. 150,000/orang. Sekarang mereka harus siapkan biaya tes PCR Rp. 30,000,000 ? Bayangkan kerugian mereka Pak,” tulisnya, dikutip Rabu (16/12/2020).
Ketua DPP Partai NasDem Bidang UMKM itu juga menyebut kebijakan itu akan semakin menekan pariwisata Bali, yang sudah terpukul Covid-19 sejak 10 bulan lalu. Dirinya juga menanyakan perihal penggunaan dana penanganan pandemi yang dikelola Pemprov Bali.
“10 bulan Bali sudah mati suri. Ekonomi sudah sekarat. Rakyat menjerit. Hari ini ada aturan ini. Dadakan. Seolah bapak baru bangun dari tidur panjang lalu memutuskan bikin aturan yang mencekik tak hanya rakyat Bali tapi juga wisatawan domestik yang sudah jauh hari mau ke Bali.
Anggaran Rp756 Milyar penanganan Covid-19 kemarin dipake apa aja sih Pak? Berani buka-bukaan Pak? Udah dulu ya Pak. Ditunggu revisinya. Jangan lupa bapak bisa duduk di kursi itu karena rakyat. Jangan khianati kepercayaan mereka.
SALAM NASBEDAG SATU PERIODE. Tak ada guna jadi pemimpin kalau bisanya cuma kasih himbauan dan ujung-ujungnya bikin rakyat sengsara.
NILUH DJELANTIK,” tulisnya.
Niluh dengan lugas menyampaikan ‘salam satu periode’ untuk menggambarkan kekesalannya. Hal itu mengingat Gubernur Koster yang memang baru menjabat gubernur Bali untuk periode pertama hingga 2023 mendatang.
Editor: Kastolani Marzuki