"Itulah yang saya pelajari bahwa gunung itu adalah tempat suci, tempat orang-orang suci mencari inspirasi untuk mendapatkan cara menata Bali ini," kata Koster.
Koster menegaskan tidak peduli kepada orang-orang pragmatis yang hanya memikirkan jangka pendek tapi tidak jangka panjang tentang tatanan alam, manusia, dan kebudayaan Bali. "Pikiran-pikiran sempit pragmatis, Iam sorry," ujarnya.
Dia juga mengaku terus mengikuti respon banyak kalangan yang menolak kebijakannya. "Ini ramai juga di beberapa media sosial soal larangan pendakian gunung ini. Saya akan jalan terus," kata Koster.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait