Di sisi lain, pengusaha tetap harus mengeluarkan biaya hingga puluhan juta untuk merawat wahana seperti boat, jetski dan berbagai sarana permainan air.
Sementara itu, karena tak ada pemasukan, pengusaha pun harus melakukan PHK kepada para pekerja.
"Sudah hampir dua tahun ini, sejak pandemi ditambah lagi PPKM sudah tidak bisa beroperasi lagi," ujar Anak Agung Gede Rai, salah satu operator wahana air di Tanjung Benoa.
Menurutnya, upaya lain akhirnya dilakukan oleh pengusaha dengan banting harga menjual boat ke pengusaha lain di Banyuwangi, Jawa Timur dan Labuan Bajo, NTT.
Saat ini para pengusaha hanya mempekerjakan beberapa pegawai saja. Itu pun dengan upah yang dibayar harian.
Sebelum pandemi, wisata air di Tanjung Benoa ini bisa memberikan omzet hingga Rp50 juta per hari. Pada saat akhir pekan bisa berlipat hingga Rp150-200 juta.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait