Dia bercerita, bank sampah yang dirintisnya di Desa Sukasada awalnya hanya digerakkan oleh dua orang. Namun kini mampu mengumpulkan sampah hingga 1 ton setiap bulan. Jumlah tersebut diyakini telah mampu mengurangi volume sampah plastik di desanya.
Dia ingin mengubah pandangan masyarakat mengenai sampah. Masyarakat diberi edukasi agar memiliki pemahaman bahwa sampah mampu menjadi sesuatu yang berguna.
Menurutnya ini adalah cara penanggulangan permasalahan sampah dari awal (hulu). Sampah pada umumnya berawal dari rumah tangga kemudian masuk ke tempat pembuangan dan berakhir di tempat pembuangan akhir.
"Sederhananya seperti itu. Bank sampah juga mampu mengumpulkan sampah guna menyelamatkan lingkungan dan alam. Hasil dari uang yang diterima telah menguatkan perekonomian masyarakat. Utamanya mereka yang ekonominya berada di bawah (kekurangan)," tuturnya.
Menurutnya, kehadiran bank sampah memang diawali dan diinisiasi dari kepedulian terhadap lingkungan di daerahnya dan di Pulau Dewata pada umumnya.
Hal itu penting mengingat masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan, sehingga lingkungan seperti sungai dan sawah terlihat kotor dipenuhi sampah plastik.
"Masyarakat juga terbiasa membakar sampah yang sebenarnya sangat berbahaya untuk kesehatan. Beberapa hal tersebut menjadi pelecut untuk mendirikan bank sampah," katanya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait