BANGLI, iNews.id – Tingginya kasus transmisi lokal di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli menjadi perhatian serius Gubernur Bali Wayan Koster. Untuk memastikan ketersediaan bahan pangan, Koster datang langsung meninjau langsung kondisi warganya.
Gubernur Koster tak datang seorang diri. Mantan anggota DPR tiga periode ini juga ditemani Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha, Bupati Bangli I Made Gianyar, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, serta Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma.
Warga di Banjar ini harus diisolasi selama 14 hari, setelah ditemukan kasus transmisi lokal. Dari hasil rapid test sekitar 1.200 warga Banjar Serokadan, sebanyak 443 orang sempat dinyatakan reaktif, sehingga mengejutkan banyak pihak.
“Setelah diambil spesimen swab, sampel untuk 275 orang dinyatakan negatif. Namun untuk menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan, kita putuskan warga Banjar Serokadan diisolasi selama 14 hari ke depan,” kata Gubernur Koster di Bangli, Senin (4/5/2020).
Dengan kabar baik ini, kondisi warga Serokadan yang sempat resah, per 3 Mei lalu berangsur kondusif. Gubernur Bali juga meminta warga tetap mengikuti anjuran dan protokol kesehatan dari pemerintah, yaitu disiplin dan tertib menerapkan prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19, seperti selalu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan.
"Isolasi merupakan langkah antisipatif, agar transmisi lokal tidak semakin meluas. Pemerintah akan selalu berbuat dan mengambil langkah-langkah optimal. Untuk warga tolong jangan bandel,” pesan Koster.
Koster juga mengajak seluruh pemegang kebijakan dan elemen masyarakat bersinergi melawan penyebaran virus ini, agar wabah ini cepat terselesaikan. Dibanding daerah lain, secara nasional, Bali berada di peringkat atas dengan tingkat kesembuhan di atas 50 persen, dengan lama masa perawatan rata-rata sembuh dalam 13 hari.
Sementara tingkat kesembuhan secara nasional hanya 15 persen dan rata-rata dunia sekitar 30 persen. "Penanganan virus ini di Bali sudah berjalan baik, dengan pembentukan Satgas Gotong Royong melibatkan desa adat, menjadi pasukan terdepan tindakan pencegahan penyebaran,” katanya.
Editor : Dewi Umaryati
Artikel Terkait