Viral Juru Parkir Cantik di Denpasar, Gantikan Peran Suami yang Divonis Tumor
DENPASAR, iNews.id - Aksi Kadek Rita memarkir kendaraan di sudut pertokoan kawasan Jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar, mendadak viral setelah salah seorang warga merekam kegesitannya dalam mengarahkan kendaraan dan mengunggah videonya di media sosial (medsos). Rupanya Rita melakoni profesi juru parkir itu bukan tanpa sebab.
Rita harus bekerja menjadi juru parkir karena sang suami, I Komang Astika sudah enam bulan tidak bekerja lantaran menderita tumor hidung. Sakit keras yang diderita suami membuat matanya tidak lagi bisa melihat.
"Saya harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi anak-anak dan suami," kata Rita, Minggu (30/5/2021).
Rita mengakui awalnya berat bagi suaminya merelakan istri berpanas-panasan untuk memarkir mobil dan merapikan motor di pelataran areal pertokoan. Namun perlahan suami sudah bisa merestuinya.
Perempuan tangguh asal Tonja, Denpasar Utara, ini sengaja memilih menjadi juru parkir karena lokasi toko tidak jauh dari rumahnya. Selepas bekerja selama 5 jam, Rita bisa kembali ke rumah untuk mengurus suami dan dua buah hatinya.
Rita mengaku tidak menyangka bakal menjadi viral. Apalagi dianggap cantik oleh warganet, dia hanya menegaskan kegiatannya menjadi juru parkir untuk menghidupi keluarga bukan karena motivasi lain.
"Saya tidak ingin viral karena ini murni untuk keluarga," ujarnya.
Perempuan 31 tahun ini juga tidak merasa malu melakoni perannya sebagai juru parkir. Dia merasa mulia bisa menjalankan tugasnya tanpa harus menelantarkan keluarga.
"Kenapa mesti malu? Saya kerjanya halal. Lagipula untuk menghidupi keluarga," tutur dia.
Menjalani profesi juru parkir, Rita harus menghadapi beragam karakter orang-orang yang dijumpainya. Ada pengemudi yang saking terburu-buru harus membayar uang parkir dengan cara melempar, tetapi ada juga yang memberi tips hingga makanan.
Salah seorang rekan Rita, Wayan Pasek, mengatakan, Rita mampu bekerja dengan baik. Bahkan tidak perlu lama bagi Pasek untuk melatih Rita sebelum melepasnya turun ke lapangan.
"Awalnya diajari sekitar setengah jam. Saya pantau dan saya lihat dia bisa, kerjanya bagus dan disiplin," kata Pasek.
Editor: Erwin C Sihombing