get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Guncang Kuta Selatan Bali, Cek Magnitudonya!

Kisah Ajik Krisna, Anak Petani Miskin Jadi Crazy Rich Bali Pemilik Krisna Oleh-Oleh

Senin, 24 Januari 2022 - 19:00:00 WITA
Kisah Ajik Krisna, Anak Petani Miskin Jadi Crazy Rich Bali Pemilik Krisna Oleh-Oleh
Ajik Krisna, anak petani miskin di Bali yang kini menjadi crazy rich pemilik retail oleh-oleh terbesar. (Foto: YouTube).

JAKARTA, iNews.id - Lahir dari keluarga petani miskin di Gianyar, Bali dan hanya tamatan SMP, Ajik Krisna kini menjelma menjadi crazy rich. Dia pemilik usaha retail terbesar di Bali yang bernama Krisna Oleh-Oleh.

"Krisna oleh-oleh memiliki delapan cabang dengan total 32 outlet," kata Ajik Krisna dalam wawancara di channel YouTube Coach Yudi Chandra yang disaksikan, Senin (24/1/2022).

Delapan cabang Krisna Oleh-Oleh itu tersebar di Bali, seperti di Denpasar, Sunset Road Kuta, Bali Utara, Ubud Gianyar, hingga kawasan Bandara Ngurah Rai. Di bandara tersebut, outlet Krisna Oleh-Oleh menjadi pionir toko oleh-oleh yang buka 24 jam.

Krisna Oleh-Oleh di Bali. (Foto: YouTube).
Krisna Oleh-Oleh di Bali. (Foto: YouTube).

Tak hanya di Bali, bisnis retail Krisna Oleh-Oleh juga merambah Kota Surabaya. Bahkan Ajik Krisna sempat membuka Krisna Oleh-Oleh di ibu kota Jakarta, tepatnya di Kota Tua, meski akhirnya ditutup.

"Di masa pandemi yang kita tutup outlet hanya satu di Jakarta," katanya.

Bisnis Ajik Krisna tak hanya retail oleh-oleh. Laki-laki kelahiran Gianyar ini merambah banyak sektor pariwisata. "Krisna itu bukan cuma oleh-oleh. Bisnis utama oleh-oleh, kedua ada Krisna Funtastic Land, Krisna Waterpark, Krisna Adventure, Krisna Kuliner, Krisna Eco Village, hingga Krisna Beachstreet," tutur pengusaha yang total memiliki 2.500 karyawan.

Sukses sebagai pengusaha bukan sesuatu yang diperoleh Ajik Krisna dari keturunan. Dia memulainya dari bawah. Berlatar belakang orang miskin, Ajik merupakan anak dari seorang petani penggarap lahan orang lain dan pedagang kue.

Ajik Krisna bercerita, setiap hari sebelum berangkat sekolah dia harus membantu orang tuanya.

"Jam empat subuh kita sudah bangun untuk bantu ibu jual kue ke pasar sampai jam 7. Jam 7 kita bantu bapak di sawah sampai jam 10. Setelah itu baru persiapan berangkat sekolah," tuturnya mengingat masa lalunya.

Ajik Krisna anak dari petani miskin dan pedagang kue. (Foto: YouTube).
Ajik Krisna anak dari petani miskin dan pedagang kue. (Foto: YouTube).

Untuk menuju sekolah, Ajik Krisna bercerita harus berjalan kali pulang pergi sejauh 5 kilometer, tanpa ada uang saku. Keadaan sulit membuat Ajik yang tujuh bersaudara ini hanya makan nasi campur jagung atau ubi. 

"Susah makan. Sehari-hari makan nasi campur jagung, campur ubi. Kalau kosong cuma makan keladi direbus pakai gula aren dan parut kelapa," kata anak bungsu dari tujuh bersaudara.

Berbeda dengan enam kakaknya, Ajik satu-satunya anak yang putus sekolah. Saudaranya rata-rata menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena menyelesaikan sekolah.

Ajik Krisna hanya tamat SMP. Dia sempat sekolah pariwisata namun putus di tengah jalan hanya enam bulan. "Bapak panggil saya jam 7 malam. Bahwa bapak tidak bisa membiayai sekolah lagi," kata Ajik Krisna.

Peristiwa itu membuat Ajik Krisna mengambil keputusan nekat. Dia memutuskan untuk kabur dari kampung untuk mencari nasib yang lebih baik. Keesokan paginya, tanpa seizin orang tua, Ajik Krisna memilih meninggalkan kampung halaman tepat jam 8 pagi.

"Kita tinggalkan kampung tanpa uang saku, hanya pakaian secukupnya," ujarnya.

Ajik mengatakan sudah bosan dengan kemiskinan yang membelenggu dirinya. Keluarganya selama ini masih tinggal menumpang di rumah kakek.

"Boleh dikatakan saya orang termiskin di kampung saya. Tanah saja nggak punya apalagi rumah," katanya.

Ajik Krisna terdampar di Sanur, di sebuah hotel melati bernama Hotel Rani di Jalan Danau Buyan. Kepada sekuriti hotel tersebut, dia meminta izin untuk tinggal di pos selama belum memiliki pekerjaan.

Suatu saat dia mencuci mobil yang ada di parkiran hotel tanpa ada yang menyuruh. Keesokan paginya, dia bangun dan mendatangi pemilik mobil. Tak disangka pemilik mobil itu adalah pemilik Hotel Rani. 

Hotel Rani di Sanur. (Foto: YouTube).
Hotel Rani di Sanur. (Foto: YouTube).

Saat itulah Ajik Krisna memberanikan diri untuk meminta izin tinggal di pos sekuriti.

"Saya bilang kalau tidak keberatan izinkan saya minta makan di sini dan tinggal di pos sekuriti," katanya.

Dia mendapat izin dari pemilik hotel. Di tempat itulah Ajik Krisna tinggal selama dua tahun, dalam pos sekuriti berukuran 2,5 meter x 1,5 meter. Tempatnya tidur beralaskan batako.

Bekerja sebagai pencuci mobil membuat Ajik Krisna bisa mengumpulkan Rp150.000 per bulan. Uang itu dia gunakan untuk membeli motor Honda 70. Dengan motor itulah dia pergi ke Denpasar untuk mencari kerja.

Ajik Krisna akhirnya diterima bekerja di usaha konveksi Sidarta.

"Itu satu-satunya saya pernah bekerja. Saya tinggal satu tempat dengan ownernya," katanya.

Bekerja di konveksi Sidarta menjadi awal segalanya. Dari tenaga serabutan yang hanya tamatan SMP, Ajik Krisna perlahan belajar menyablon, memotong, dan menjahit. "Hanya enam bulan saya sudah bisa," katanya.

Kepercayaan yang diberikan Sidarta sebagai atasan di usaha konveksi itu membuat Ajik Krisna memulai usahanya yang akhirnya berkembang pesat hingga menjadi retail terbesar di Bali.

Ajik Krisna saat bekerja di konveksi Sidarta. (Foto: YouTube).
Ajik Krisna saat bekerja di konveksi Sidarta. (Foto: YouTube).

Satu pesan yang diingat Ajik Krisna dari Sidarta adalah ketika mantan bosnya itu mengatakan dirinya akan menjadi orang sukses. Sidarta kini menjadi orang tua angkat sekaligus guru spiritualnya.

"Dia sekarang orang tua angkat saya, bisa dibilang guru spiritual saya," tuturnya.

Sebagai bentuk terima kasih, Ajik Krisna memberikan saham kepada Sidarta secara cuma-cuma. "Saya dan keluarga sudah sepakat, ini sebagai bentuk terima kasih saya," katanya.

Menjadi crazy rich dengan koleksi 16 supercar ternyata tak membuat Ajik Krisna kehilangan kesederhanaannya. Dia tetap tampil sederhana. Kendati sudah membangunkan rumah bagi keluarganya, Ajik Krisna mengaku tak memiliki rumah pribadi.

Ajik Krisna. (Foto: YouTube).
Ajik Krisna. (Foto: YouTube).

"Rumah saya belum punya. Masih kontrak. Kantor saja tidak punya," tuturnya.

Kesederhanaan itu, menurut Ajik Krisna bukan tanpa alasan. Dia merasa uang bukan segalanya. "Buat apa selagi masih banyak orang susah di Bali. Suatu saat saya meninggal, 50 persen kekayaan saya sumbangkan," tutur pria yang tampil sederhana ini.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut