Kasus Cucu Mencuri di Rumah Kakek Dihentikan, Keduanya Berpelukan
BULELENG, iNews.id – Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng menghentikan kasus cucu bernama Putu Andika Wahyu Indra Perdana, yang mencuri sejumlah barang di rumah kakeknya, Nyoman Puspanda. Penghentian ini dilakukan setelah tersangka dan korban melakukan perdamaian.
"Permohonan jaksa untuk menghentikan penuntutan disetujui Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, sehingga kasus ini tidak dilanjutkan ke persidangan,” kata Kepala Kejari (Kajari) Buleleng I Putu Gede Astawa, Senin (24/1/2022).
Sebelumnya, jaksa menjerat Andika dengan pasal 362 juncto pasal 376 ayat 3 juncto pasal 65 ayat 1 KUHP tentang pencurian. Andika dilaporkan kakeknya, Nyoman Puspanda ke polisi, karena telah mengambil sejumlah barang di rumahnya.
“Tersangka dilaporkan mencuri kompresor yang disimpan di gudang, dua unit televisi yang dipasang di kamar korban dan di ruang tamu. Seluruh barang itu dijual untuk kepentingan pribadi,” kata Astawa.

Pencurian ini dilakukan Andika sejak Oktober sampai Desember 2021, hingga korban merugi Rp9 juta.
"Jaksa melakukan keadilan restoratif ini dengan sejumlah pertimbangan, di antaranya tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana serta ancaman pidananya kurang dari 5 tahun,” ujar Astawa.
Hal lain yang menjadi pertimbangan, antara tersangka dan korban memiliki hubungan keluarga yakni cucu dan kakek kandung. Kesepakatan perdamaian telah dilakukan sejak 29 Desember 2021 dan 18 Januari 2022, setelah perkaranya masuk tahap dua dan siap untuk disidangkan.
“Seluruh barang milik korban yang telah disita akan dikembalikan dalam keadaan seperti semula. Pertimbangan lain apabila kasus ini dilanjutkan dikhawatirkan terjadi hubungan yang tak baik antara tersangka dan korban,” katanya.
Dalam kesepakatan perdamaian, Andika mengaku pencurian yang dilakukan akibat salah pergaulan dan kurangnya kasih sayang orang tua.
Korban yang juga kakek tersangka mengaku cucunya telah ditinggal ayahnya meninggal sejak usia 2 tahun. Sementara sang ibu memilih kembali ke rumah asalnya saat korban duduk di kelas 1 SD.
“Sejak ditinggal kedua orang tuanya, korban hanya diasuh dan dirawat kakeknya yang tak bisa memberi perhatian penuh layaknya seperti orang tua kandung,” kata Astawa.
Keadilan restoratif ini disambut positif keluarga dan tokoh masyarakat di tempat korban dan tersangka tinggal. Penyidik kepolisian ikut menyaksikan perdamaian ini.
“Setelah pelaksanaan keadilan restoratif dilakukan, Andika akan tinggal bersama pamannya di Denpasar supaya tidak kembali ke pergaulan yang sama dan mengulangi perbuatannya,” kata Astawa.
Selanjutnya Kajari Buleleng akan menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2), berdasarkan keadilan restoratif. Hal ini sebagai perwujudan kepastian hukum sesuai peraturan Jaksa Agung Nomor 15 tahun 2020, tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan keadilan restoratif.
Editor: Reza Yunanto