DENPASAR, iNews.id – Seorang turis China memilih bertahan di Bali ketimbang pulang ke negaranya yang sedang dilanda wabah virus korona. Pria yang bermarga Li itu mengaku tak percaya dengan jaminan Pemerintah China bahwa virus telah berhasil dikendalikan.
"Saya seorang pengungsi internasional. China seperti penjara besar, semua kota diisolasi," kata pria itu kepada AFP.
Li lebih memilih menjadi pengungsi yang bertahan di negeri orang untuk menghindari dampak buruk di kampung halaman.
Meski demikian, Li mengaku punya kekhawatiran. Istri dan dua anaknya yang masih kecil ditinggal di kampung halaman sampai menunggu krisis kesehatan di negaranya berakhir.
Selain itu dia juga mengkhawatirkan pekerjaannya. Sebagai manager perusahaan multinasional, dia tetap harus menggerakkan anak buah.
"Saya seorang manager, tidak bisa meminta anak buah melanjutkan bekerja sementara saya sembunyi di sini," katanya.
Dilaporkan sebelumnya, ratusan turis China yang berlibur di Bali berupaya untuk tidak pulang karena khawatir terinfeksi virus korona atau Covid-19. Mereka memperpanjang izin tinggal sampai situasi di negaranya benar-benar aman.
Pemerintah China sebenarnya telah menjemput warga mereka di luar negeri, termasuk Indonesia, namun hanya puluhan orang yang memanfaatkannya.
Sekitar 1 juta turis China mengunjungi Bali setiap tahun, kelompok pendatang terbesar kedua setelah Australia. Turis China menghabiskan ratusan juta dolar AS bagi perekonomian lokal Bali.
Saat wabah virus korona mulai bermula di China, ribuan turis melakukan liburan Tahun Baru Imlek ke Bali.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan bisa memahami keinginan para turis China untuk bertahan, mengingat kondisi yang belum memungkinkan.
"Saya tidak terkejut. Mereka tidak mau kembali," kata Putu Astawa.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait