Tradisi megeburan ( perang lumpur) di desa sekumpul (Foto: Facebook/@robbykadek2)

JAKARTA, iNews.id - Tradisi Megeburan Bali Utara yang diperingati pada setiap tahunnya ini sangat unik sekali. Megeburan menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat di luar Pulau Bali

Setiap daerah tentunya memiliki tradisi yang sudah menjadi turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang masing-masing suku. Tradisi di setiap daerah tentunya memiliki makna dan arti yang mendalam serta berguna untuk pelajaran jiwa.

Tradisi Megeburan ini masih dilestarikan masyarakat Bali Utara. Tradisi ini menjadi sangat menarik karena diikuti oleh sejumlah remaja perempuan. Salah satu daerah yang masih mengikuti tradisi ini yakni Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali Utara. 

Megeburan yang berasal dari bahasa sehari-hari masyarakat Bali ini memiliki arti melempar air. Kegiatan lempar air ini dilakukan oleh para remaja perempuan sebagai bentuk rasa syukur dan berterima kasih kepada leluhur mereka karena telah selesai melakukan upacara piodalan.

Piodalan yang berasal dari kata wedal yang berarti lahir kembali. Upacara ini tidak dapat dipisahkan dari tradisi  Megeburan. Sehingga makna dari kedua tradisi ini ialah lahir kembali dan menjadi suci.

Upacara Piodalan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali ketika memperingati hari besar keagamaan. Upacara yang juga dikenal dengan Pujawali bertujuan untuk memuja Dewa Yadnya kepada Ida Sang Hyang Widhi.

Piodalan dianggap penting karena dilakukan di hari yang dianggap suci oleh masyarakat setempat. Akan ada seorang pemuka agama atau pendeta yang biasanya memimpin jalannya upacara Pujawali ini.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network