Pokras Lampas mengatakan, kaligrafi ini sebenarnya dibuat sejak 7 Januari 2022 sebelum terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Proyek ini awalnya dirancang sebagai cerminan persatuan dunia.
Namun tak sengaja proyek ini kemudian dibuat sebagai pesan perdamaian untuk meredakan ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Bali dipilih secara khusus karena dinilai sebagai tempat bertemunya banyak warga negara dunia yang menjadi wisatawan.
Pokras Lampas dan Alex Stefan kompak menyatakan penolakannya terhadap perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Keduanya ingin menyampaikan pesan perdamaian ini kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymr Zelenski.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait