Perang Pandan Desa Tenganan di Karangasem, Bali. (Foto: Pemkab Karangasem)

Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Karangasem, Perang Pandan atau Mekare-kare merupakan upacara persembahan untuk menghormati para leluhur dan Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang

Dewa Indra adalah sosok yang berperang melawan Maya Denawa, keturunan raksasa yang sakti dan sewenang-wenang menjadi raja dengan melarang rakyatnya menyembah Tuhan.

Penduduk Desa Tenganan menganut agama Hindu. Namun berbeda dengan Hindu pada umumnya di Bali. Mereka tidak mengenal kasta dan meyakini Dewa Indra sebagai dewa dari segala dewa.

Perang Pandan dilakukan oleh laki-laki menggunakan senjata dari pandan yang berduri sebagai lambang gada yang dipakai berperang dan membawa tameng.

Perang Pandan bisa dilakukan oleh laki-laki dewasa, anak-anak maupun orang tua dengan saling berhadapan satu lawan satu. Setiap pertandingan Perang Pandan berlangsung dalam durasi satu menit dan bergilir selama tiga jam.

Peserta Perang Pandan akan berdarah karena tubuhnya tertancap duri pandan. Namun setelah perang usai, mereka bersama-sama mencabuti duri pandan di tubuh lalu mengobatinya dengan ramuan daun sirih dan kunyit. Tidak ada kesan permusuhan dalam Perang Pandan.

Perang Pandan atau Mekare-kare dirayakan pada bulan ke-5 dalam kalender Bali. Perayaan berlangsung selama dua hari. Jika ingin menyaksikan tradisi unik ini, datanglah di saat waktu yang tepat.


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network