Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,7 masuk dalam kategori gempa bumi dangkal berkedalaman 15 km. Penyebab gempa karena subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Tidak hanya pada lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia juga kerap mengalami subduksi terhadap lempeng Sundaland. Dalam jurnal Geosains dan Teknologi bertajuk “Perubahan Kecepatan Subduksi Lempeng Indo-Australia Terhadap Lempeng Sundaland Akibat Gempa Bumi Samudera Hindia Tahun 2016”, subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Sundaland terjadi di sepanjang palung Sunda sampai Nusa Tenggara.
Adapun kecepatan subduksinya 44 sampai 48 mm per tahun dan kecepatan tersebut akan berubah apabila terjadi gempa bumi.
3. Lempeng Pasifik
Lempeng Pasifik merupakan lempeng terbesar dari 7 lempeng tektonik utama (lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, lempeng Antartika, lempeng Afrika, lempeng Amerika Selatan, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Tektonik Utama).
Laman Earth How menyebutkan ukuran lempeng ini melebihi 102,9 juta km persegi dan letaknya berada di bawah samudera Pasifik.
Lempeng ini membentang di pantai barat Amerika Utara sampai Alaska. Pada sisi ujung baratnya, lempeng Pasifik menyentuh timur Jepang dan Indonesia. Lempeng Pasifik turut berkontribusi terhadap sebagian besar cincin api pasifik dengan pola lempeng menyerupai tapal kuda.
Para ahli menyebut rata-rata lempeng ini mampu bergerak dengan kecepatan 5 sampai 10 cm per tahunnya. Berbagai sumber menyebut bahwa lempeng Pasifik merupakan kerak samudera, kecuali di wilayah California dan Selandia Baru (New Zealand), serta memiliki peran aktif terbentuknya Kepulauan Hawaii.
Editor : Donald Karouw
gempa bumi lempeng tektonik indonesia bencana Spesial isu lempeng eurasia lempeng indo-australia rawan gempa
Artikel Terkait