DENPASAR, iNews.id - Hilirisasi produk lokal Papua termasuk salah satu prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). Tujuannya untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta menekan tingginya kesenjangan.
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Kemendes PDTT Eko Sri Haryanto mengatakan, proses hilirasasi produk lokal Papua ini harus ramah lingkungan dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
"Proses hilirisasi tersebut tidak boleh memicu kerusakan lingkungan. Di sinilah peran penting intervensi Program Green Economy Growth (GEG) untuk seiring sejalan dengan Program TEKAD,” ujarnya di sela acara Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Eko mengatakan, upaya melakukan hiliriasasi komoditas lokal termasuk di Papua sangat penting untuk dilakukan. Dengan hilirisasi ini, setiap komoditas lokal tidak sekadar dijual berupa bahan mentah, tetapi terlebih dahulu diolah sedemikian rupa sehingga memberikan nilai tambah.
“Jika dilakukan hilirisasi, komoditas lokal akan memberikan harga jual yang lebih memadai. Jika ini terealisasi maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja hingga pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah,” katanya.
Eko mengungkapkan, saat ini banyak komoditas lokal Papua yang potensial menjadi primadona pasar. Komoditas tersebut di antaranya kopi, kakao, rumput laut, sagu, ekowisata, produk olahan kelapa, pala dan produk olahan lainnya.
“Pengelolaan komoditas lokal Papua ini harus dari hulu ke hilir. Dari mulai menanam bibit hingga panen. Dari proses memelihara hingga menjual karena seringkali terjadi ketika masyarakat bisa memproduksi, belum tentu bisa menjual,” katanya.
Eko mencontohkan proses hilirisasi komoditas kopi yang menjadi salah satu unggulan Papua. Sebelum ada hilirisasi, kopi dijual petani sebelum ada pengolahan lebih lanjut. Setelah ada intervensi program GEG petani mendapatkan berbagai alat penunjang pengolahan kopi seperti unit mesin pulper, gergaji pangkas, gunting pangkas dan lainnya.
“Lalu, sebanyak 167 petani mendapat pelatihan business plan, olahan dan mutu pasca panen, penggunaan mesin pengupas dan perawatan tanaman kopi,” ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait