Wiryajaya mengatakan, selain faktor massa udara basah, faktor meteorologis lain yang mendorong terjadinya hujan yakni pertemuan angin (konfluensi) di Samudera Hindia selatan Bali-NTB.
Selain itu masuknya udara kering dari bumi belahan selatan mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab.
Pada 1-10 Juli 2023, sebagian besar wilayah di Bali turun hujan berkelanjutan dengan distribusi mencapai 0 hingga 846 milimeter atau masuk kategori sangat tinggi (ekstrem).
BMKG memperkirakan pada 11-20 Juli 2023, sejumlah wilayah di Bali masih berpeluang terjadi hujan di atas 50 milimeter.
Sedangkan El Nino sudah terjadi tapi dalam intensitas lemah. BMKG memperkirakan intensitas El Nino lemah hingga moderat pada semester II-2023.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait