2. Pengerupukan
Pengerupukan adalah salah satu tahapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi untuk mengusir Bhuta Kala dari rumah, pekarangan dan sekitarnya. Bhuta Kala merupakan salah satu bentuk ekspresi karakter buruk umat Hindu di lingkungan sekitar.
Pada kegiatan ini, masyarakat Bali akan membuat keributan dengan cara memukul benda-benda keras, membakar boneka besar yang disebut Ogoh-Ogoh yang melambangkan kejahatan, dan mengusir roh jahat. Ini adalah cara untuk membersihkan energi negatif sebelum memasuki tahun baru.
Selain sebagai momen pembersihan dan persiapan untuk menyambut tahun baru, Pengerupukan memiliki makna simbolis yang mendalam. Pengusiran roh-roh jahat melalui ogoh-ogoh dan pembakaran api diartikan sebagai cara untuk membersihkan lingkungan dan jiwa dari gangguan spiritual serta memberikan kesegaran dan awal yang baru.
3. Melasti
Melasti adalah salah satu upacara penting dalam tradisi agama Hindu di Bali. Upacara Melasti biasanya dilakukan di pinggir pantai Melasti sebelah selatan Pulau Bali dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya ke laut.
Pada hari upacara, masyarakat Hindu Bali berkumpul di tempat-tempat suci yang telah ditentukan. Mereka membawa patung-patung dewa dan alat-alat upacara lainnya dari kuil ke tempat pelaksanaan upacara. Selama prosesi, patung-patung dewa dibawa ke pantai atau sumber air suci, diiringi dengan nyanyian, tarian, dan musik tradisional.
Tujuan utama dari upacara Melasti adalah untuk menyucikan diri dan segala sesuatu yang dianggap suci dalam agama Hindu Bali. Upacara ini juga dilakukan untuk membersihkan benda-benda suci dari kuil dan menghormati dewa-dewa Hindu.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait