Wujudkan SDM Berkualitas, PNB Teken MoU dengan Dunia Industri dan Pendidikan
BADUNG, iNews.id - Politeknik Negeri Bali (PNB) kembali menandatangani nota kesepakatan (Memorandum of Understanding) dan nota perjanjian (Memorandum of Agreement). Penandatanganan ini tak hanya melibatkan dunia industri tapi juga dunia pendidikan, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kerja sama melibatkan tiga instansi ini dilakukan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta berdaya saing tinggi.
"Sebagai lembaga pendidikan vokasi, kami terus menjalin kerja sama dengan industri, untuk mendekatkan mahasiswa pada dunia kerja," kata Direktur PNB Nyoman Abdi, Rabu (31/3/2021).
Penandatanganan dengan dunia industri diwakili Hotel Conrad dan St Regis, disaksikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Wikan Sakarinto.
Saat ini PNB telah memiliki jaringan hingga 416 di dunia indistri, usaha dan kerja (DIDUKA).
Menurut Abdi, kerja sama dengan sejumlah DIDUKA, tak hanya dituangkan dalam perjanjian di atas kertas tetapi telah dilanjutkan dengan sistem pengajaran, kurikulum, program magang, pelatihan, hingga tenaga pengajarnya.
"Ke depan, kerja sama ini akan terus diperluas dengan seluruh SMK di Bali. Saat ini kurikulumnya sedang disusun," kata Wikan.
Untuk rencana yang lebih luas lagi, Dirjen Pendidikan Vokasi akan menggabungkan dengan pendidikan diploma dua (D2).
Selama tiga tahun siswa menjalani pendidikan di bangku SMK, pendidikan vokasi menyiapkan sekolah lanjutan ke D2.
"Jadi untuk siswa SMK, kita berikan mereka pilihan apakah akan langsung lulus hanya sampai sekolah menengah saja atau berniat melanjutkan ke D2," ujarnya.
Menurut Wikan, selama tiga tahun menempuh pendidikan SMK, satu semester siswa akan diterjunkan dalam dunia kerja.
"Kalau siswa berniat untuk menempuh kuliah D2, kita berikan diskon dalam menempuh masa kuliah. Kalau D2 harus ditempuh selama dua tahun, kita kurangi hanya satu setengah tahun saja, sisanya langsung magang di dunia kerja," katanya.
Wikan menyebut sebagai program fasttrack. Pendidikan vokasi juga lebih memudahkan dunia industri dalam menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dalam program fasttrack ini, tenaga pengajar yang dilibatkan tidak hanya dari guru SMK, tetapi juga dari politeknik dan dunia industri kerja.
"Sejak semester satu di SMK, mereka tidak hanya punya satu tapi tiga pengajar sekaligus" kata Wikan.
Keuntungannya untuk kami di dunia kerja, proses pengenalan saat masuk dunia kerja tidak perlu dilakukan dari nol.
"Sejak proses magang dan terjun ke dunia usaha dan industri, tenaga pengajar ini sudah memberikan pengetahuannya. Ketika siswa dapat terserap dalam dunia kerja, tinggal melanjutkan saja," kata Learning and Development Manager St Regis Bali, Dewa Putra Yadnya.
Ditambahkan Wikan, dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir di dunia, dia tetap optimis pariwisata akan kembali menggeliat.
"Saya meyakini meski kondisinya seperti ini, akan muncul terobosan baru dalam dunia pariwisata," katanya.
Editor: Kastolani Marzuki