Viral Buka Pelatihan Berkendara Motor, 2 Bule Rusia Ditangkap Imigrasi Bali

DENPASAR, iNews.id - Imigrasi Bali menangkap dua warga negara asing (WNA) Rusia yang bekerja ilegal. Keduanya membuka jasa pelatihan berkendara motor bagi WNA.

Terungkapnya bisnis ilegal dua bule Rusia ini berawal dari video yang viral di media sosial. Tampak seorang bule laki-laki menggunakan jaket ojek online memberikan pelatihan mengendarai motor untuk WNA di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Baca Juga

3 WNA Rusia Diamankan karena Jadi PSK di Seminyak, Langsung Dideportasi

Imigrasi Bali pun bertindak cepat dengan mencari keberadaan WNA dalam video tersebut. Kedua bule Rusia itu, yakni RK dan HG ditangkap saat sedang memberikan pelatihan kepada WNA yang menjadi klien mereka.

"Ini masih hot banget, makanya kita langsung rilis," kata Kabid Intelijen dan Penindakan Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Gilang Danurdara, Jumat (10/3/2023).

Baca Juga

Terungkap! WNA Ukraina Miliki KTP di Bali Bayar Rp31 Juta lewat Calo

Dia mengatakan, tim intelijen Imigrasi Bali turun memantau kegiatan yang bersangkutan selama dua hari. Ketika momennya tepat, petugas imigrasi mendatangi kedua WNA Rusia itu saat sedang memberikan pelatihan kepada pengguna jasanya. 

Baca Juga

Waduh, WN Ukraina di Bali juga Punya KTP dan KK Palsu

Petugas imigrasi meminta keduanya menunjukkan dokumen izin tinggal di Bali. Ternyata, keduanya datang ke Bali menggunakan Visa on Arrival (VoA), yang tak membolehkan pemegangnya bekerja di Bali.

Dari pengakuan kedua WNA Rusia itu, jasa pelatihan berkendara motor yang ditawarkan keduanya telah berlangsung sejak November 2022.

Baca Juga

Bule Kerja Ilegal di Bali Jadi Sorotan, dari Instruktur Surfing hingga Kelas Orgasme

"Konsumen mayoritas orang asing," ujarnya.

RK dan HG nekat bekerja ilegal di Bali untuk menyambung hidup.

Mereka menolak kembali ke negaranya karena menghindari wajib militer pemerintahan Rusia yang sedang perang melawan Ukraina.

Imigrasi Bali juga mengamankan empat WNA Rusia sekeluarga karena izin tinggal yang telah habis pada November 2022.

Namun keempatnya tak dihadirkan, karena ada dua anak berusia di bawah umur.

Sama seperti RK dan HG, mereka memilih tinggal di Bali untuk menghindari wajib militer pemerintah Rusia. 

"Kemungkinan besar seperti itu," tutur Gilang.

Editor: Reza Yunanto