Viral Bayi di Gianyar Tewas Diduga Korban Malapraktik, Ini Kata RSUD Sanjiwani
GIANYAR, iNews.id – Video seorang ayah yang mengaku kehilangan bayi perempuannya berusia empat bulan akibat dugaan malapraktik di RSUD Sanjiwani, Kabupaten Gianyar, Bali viral di media sosial. Unggahan di Facebook milik Wayan Saputra tersebut memicu simpati dan kemarahan warganet.
Menurut keterangan keluarga, bayi bernama Kadek Anggita awalnya hanya mengalami demam dan dibawa ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Namun, dalam perawatan berikutnya, keluarga menduga sang bayi mengalami overdosis obat yang memicu gagal jantung dan pecahnya pembuluh darah. Dugaan itu menguat karena obat diberikan oleh seorang siswa magang tanpa didampingi dokter, dan tanpa penjelasan rinci kepada keluarga.
Kronologi yang disampaikan ayah korban menyebutkan, sebelum meninggal, bayi sempat menangis histeris dan wajahnya menghitam setelah obat dimasukkan melalui selang infus. Wayan Saputra mengaku sudah meminta penjelasan dari pihak rumah sakit, namun hanya menerima permintaan maaf dan keterangan umum tanpa pernyataan tegas mengenai dugaan kelalaian tenaga medis.
Meski kecewa, pihak keluarga menyatakan tidak akan menempuh jalur hukum. Mereka hanya berharap manajemen RSUD Sanjiwani dapat bertemu langsung untuk memberikan klarifikasi resmi. Saat ini, unggahan Wayan Saputra di media sosial sudah dihapus demi ketenangan dan menghindari terus-menerus mengingat kejadian tersebut.
Hingga kini, pihak RSUD Sanjiwani Gianyar belum memberikan komentar. Pernyataan resmi disampaikan melalui Dinas Kominfo Kabupaten Gianyar. Dalam rilis itu, Sekretaris Daerah Dewa Gde Alit Mudiarta menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang berasal dari Banjar Kelusu, Pejeng.
Dalam keterangannya, bayi pertama kali datang ke IGD pada 3 Agustus 2025 dengan keluhan demam, lalu dipulangkan untuk kontrol lanjutan. Pada 5 Agustus, pasien kembali ke poliklinik dengan kondisi demam hilang-timbul, muntah, dan minum menurun. Dokter kemudian merekomendasikan rawat inap.
Pada 6 Agustus, obat penurun panas paracetamol diberikan melalui infus oleh mahasiswa yang membantu perawat, berdasarkan instruksi dokter. Tak lama kemudian, pasien mengalami henti napas yang diduga akibat aspirasi susu ke saluran pernapasan. Tim medis telah melakukan tindakan darurat termasuk resusitasi dan pemindahan ke ruang intensif, namun bayi dinyatakan meninggal pukul 17.44 WITA.
Pemerintah Kabupaten Gianyar menegaskan akan terus mengevaluasi dan meningkatkan mutu layanan di RSUD Sanjiwani untuk mencegah kejadian serupa.
Editor: Kastolani Marzuki