Tradisi Unik di Bali, 2 Warga Desa Duda Perang Pakai Api untuk Bersihkan Alam Semesta
KARANGASEM, iNews.id - Tradisi unik dan cukup ekstrim dilakukan Desa Duda dan Duda Timur, Karangasem, Bali. Tradisi dengan nama siat api itu tak lain yakni perang api.
Lama tak diselengarakan akibat pandemi Covid-19, kedua desa itu kini kembali menggelar tradisi perang api. Perang api ini yakni menggunakan daun kelapa kering yang dibakar. Kemudian puluhan pemuda saling serang dengan memukulkan api ke tubuh lawan.
Perang api ini digelar di sebuah jembatan pertemuan antar dua desa tersebut. Tradisi ini diawali dengan penampilan Sendratari yang menceritakan asal mula dimulainya perang api ini.
Dahulu di dua desa ini ada wabah besar yang mengakibatkan banyak warga sakit. Setelah dilakukan penerawangan oleh tokoh spiritual diberi petunjuk untuk menyelenggarakan perang api ini sebagai simbol pembersihan bhuana agung atau alam semesta.
Tahun ini, merupakan pelaksanaan perang api yang kelima kalinya setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 2017, 2018 dan 2019. Dengan bertelanjang dada menggunakan kamen saput berwarna poleng atau hitam putih dan udeng.
Sebanyak 35 pemuda antardesa siap berperang bersenjata daun kelapa kering yang diikat dan dinyalakan api di bagian atas. Mereka maju sambil menarikan api tersebut saat gambelan bersuara meninggi antar pemuda akan saling memukulkan api ke tubuh lawan hingga api padam.
Hal tersebut terus dilakukan hingga tiga kali ronde. Kendati terkena api, anehnya tubuh pemuda tak merasa panas. Mereka juga tidak menaruh dendam pascaperang api itu.
"Dulukan pandemi Covid-19 jadi agenda ditunda. Sekarang dilaksanakan lagi. Ini untuk memperkuat, kami semua bersaudara" ucap peserta Made Edi Wirawan.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat I Komang Sujana mengatakan, api dalam perang itu disimbolkan sebagai energi positif.
"Api itu justru akan menjadikan energi positif kita. Kalau kita salah mengemas api itu justru akan membakar api itu," ucap I Komang Sujana.
Editor: Nani Suherni