SKN 2022: BAPETEN dan Unud Sampaikan Pentingnya Pengawasan Ketenaganukliran
BALI, iNews.id - Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) 2022 kembali digelar. Kali ini, forum ilmiah nasional yang secara rutin diselenggarakan oleh BAPETEN setiap tahun tersebut diselenggarakan secara daring dan luring.
Pada kesempatan ini, beberapa tokoh turut hadir sebagai pembicara utama. Mereka di antaranya, yaitu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Alue Dohong yang hadir secara virtual, serta Anak Agung Ngurah Gunawan dari FMIPA Universitas Udayana.
Kemudian, Waste Safety Specialist dari Division of Radiation, Transport and Waste Safety Department of Nuclear Safety and Security International Energy Atomic Energy (IAEA) David Bennett dan Armin Lagumdzija yang juga hadir secara virtual.
Adapun tema yang diangkat dalam SKN kali ini, yaitu "Peran Pengawasan Ketenaganukliran dalam Transisi Energi Hijau dan Pengelolaan Limbah Radioaktif". Tema tersebut diambil seiring untuk menyambut KTT G20 2022 mendatang di Bali.
"Tema besar (KTT G20 2022) yang diangkat adalah mengenai transisi energi, dan seiring dengan perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap isu-isu transisi energi bersih dan pengelolaan limbah radioaktif, maka BAPETEN mengangkat tema tersebut dalam SKN 2022," ujar Plt Kepala BAPETEN Sugeng Sumbarjo.
SKN 2022 diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk memperkaya ilmu pengetahuan, pertukaran dan penyebaran informasi, mengakomodasi masukan dari para ilmuwan/pakar dan penggiat teknologi keselamatan nuklir.
Selain itu, seminar ini juga turut menjadi sarana untuk sosialisasi ke pihak luar dan penguatan koordinasi dengan institusi lain dalam hal kontribusi keilmuan dan teknologi keselamatan nuklir di Indonesia.
SKN 2022 terselenggara secara luring dan daring atas kerja sama antara BAPETEN dan Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana (UNUD), sebagai salah satu implementasi pelaksanaan nota kesepahaman (MoU) antara BAPETEN dan Universitas Udayana.
Selain karena Universitas Udayana merupakan universitas yang sudah maju dan memiliki banyak SDM yang kompeten, lokasi kampus Unud juga dinilai sangat strategis dan sangat representatif bagi universitas lain di Indonesia bagian tengah dan timur. Harapannya, Unud dapat lebih memperkenalkan pengetahuan ketenaganukliran pada masyarakat yang lebih luas.
Turut hadir dalam SKN 2022, yaitu instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas, para pemangku kepentingan seperti rumah sakit, industri, badan peneliti, serta perhimpunan atau asosiasi profesi yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran.
Dengan tema yang diangkat pada tahun ini, terdapat 102 makalah yang masuk dan setelah melalui proses seleksi, sebanyak 91 makalah diterima untuk dipresentasikan dalam seminar.
Adapun dari 91 makalah yang telah masuk, terdapat 12 kelompok topik yang mengemuka, yakni mengenai peraturan ketenaganukliran, machine learning dan big data processing, fisika nuklir, keselamatan radiasi dalam bidang medik, industri, instalasi nuklir dan bahan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, lingkungan, NORM dan TENORM, cyber security, kesiapsiagaan dan tanggap darurat nuklir, dan keamanan nuklir.
BAPETEN mengaku, banyak mendapat sumbangan ide dan gagasan dari peserta seminar maupun para pemakalah mengenai segala hal yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran untuk mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta melalui tata kelola limbah radioaktif yang baik dan terintegrasi.
Terlebih, nuklir merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi hijau di dalam negeri.
Pihaknya berharap, SKN 2022 dapat menjadi embrio pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Program Studi Fisika FMIPA UNUD yang saat ini sedang mengembangkan program keahlian fisika medis.
Seperti diketahui, program keahlian fisika medis merupakan salah satu program keahlian di Program Studi Fisika yang hampir 50 persen SKS bidang peminatannya berkesesuaian dengan kegiatan yang melibatkan radioisotop dan tenaga nuklir.
Lulusan Fisika Medis diharapkan mampu bekerja di rumah sakit, khususnya di fasilitas radiologi dan radio terapi, ataupun bekerja di instansi yang menangani masalah tenaga nuklir di Indonesia, salah satunya BAPETEN.
Editor: Rizqa Leony Putri