get app
inews
Aa Text
Read Next : Remaja Bandung Jadi Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Kerja di Perusahaan Scamming

Polda Bali Tetapkan Bos PJTKI Tersangka TPPO, Korban 300 Orang Lebih

Selasa, 20 Juni 2023 - 16:58:00 WITA
Polda Bali Tetapkan Bos PJTKI Tersangka TPPO, Korban 300 Orang Lebih
Direktur PT Mutiara Abadi Gusmawan (MAG) Diamond, M  Akbar Gusmawan (33) ditetapkan sebagai tersangka Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). (Foto: Chusna Mohammad)

DENPASAR, iNews.id - Polda Bali menetapkan Direktur PT Mutiara Abadi Gusmawan (MAG) Diamond, M  Akbar Gusmawan (33) sebagai tersangka tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Korban berjumlah 300 orang lebih.

Para korban merupakan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang dijanjikan akan bekerja di Jepang oleh Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang dipimpin tersangka.

"Modusnya, tersangka merekrut CPMI dan dijanjikan akan ditempatkan di Jepang," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, AKBP Ranefli Dian Candra dalam keterangan pers, Selasa (20/6/2023).

Ranefli menerangkan, terungkapnya kasus TPPO ini bermula dari laporan korban, Ida Bagus Putu Arimbawa pada 16 Desember 2022. Dia datang ke kantor PT MAG Diamond di Jalan Mertanadi Kuta untuk menjadi pekerja migran.

Arimbawa telah menyetor uang Rp35 juta sebagai persyaratan ke PT MAG Diamond itu. Dia lalu mendapatkan pelatihan selama tiga bulan dan meneken kontrak dengan gaji USD 4.500 per bulan. 

Pemberangkatan ke Jepang dijadwalkan 30 Agustus 2022. Namun hingga kini dia tidak diberangkatkan ke Jepang sesuai perjanjian. Belakangan, Arimbawa mengetahui dia akan diberangkatkan ke Malaysia dengan visa holiday. 

Hingga kini sudah 17 CPMI yang melapor menjadi korban PT MAG Diamond. "Korban yang belum melapor 283 orang," kata mantan Kapolres Tabanan ini. 

Para korban telah menyetor uang antara Rp2,5 juta sampai Rp3,5 juta. "Total uang yang masuk ke rekening PT MAG Diamond sebesar Rp3,6 miliar," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan, PT MAG Diamond tidak mengantongi surat izin penempatan pekerja migran Indonesia (SIP2MI). 

"Kita masih terus kembangkan untuk memastikan jumlah total korban," ujarnya.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut