Pengungsi Gunung Agung Capai 70.953 Jiwa, Banyak yang Mulai Sakit
BALI, iNews.id – Pengungsi Gunung Agung terus bertambah. Hingga Rabu, 13 Desember 2017, jumlah pengungsi di 237 titik mencapai sebanyak 70.953 jiwa. Sementara khusus di wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, jumlah pengungsi sudah mencapai 8.917 jiwa.
Nasib para pengungsi setelah Gunung Agung meletus 15 hari lalu pun kian memprihatinkan. Banyak pengungsi yang mulai terserang penyakit akibat dampak cuaca buruk dan hujan abu vulkanik. Belum lagi dengan kondisi lingkungan di areal pengungsian. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pasokan obat. Palang Merah Indonesia (PMI) sampai harus meminta bantuan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mendukung persediaan obat-obatan bagi para pengungsi.
Seorang pengungsi asal Banjar Batang, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem Bali, Ni Kadek Astini (39), menuturkan hanya bisa pasrah saat mulai diserang berbagai penyakit. Dia merasakan daya tahan tubuhnya terus melemah setelah mengalami batuk dan pilek sejak beberapa hari terakhir. “Saya sudah memeriksakan diri ke posko kesehatan. Badan saya terasa sakit semua. Batuk-batuk, dahaknya tidak mau keluar,” tuturnya.
Bukan hanya Ni Kadek Astini, para pengungsi lain juga menderita berbagai penyakit, khususnya para orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak. Secara umum, penyakit yang menyerang para pengungsi yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gatal-gatal, demam hingga sesak napas. Para pengungsi yang terserang penyakit ini hanya mengandalkan posko-posko kesehatan yang didirikan PMI.
Sementara itu, relawan PMI M Aminin mengatakan, kondisi para pengungsi yang mulai terserang berbagai penyakit ini diduga akibat perubahan cuaca ekstrem dan hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung, yang kerap melanda hingga ke posko pengungsian.
“Cuaca di lokasi pengungsian tidak menentu, kadang panas lalu hujan. Kondisi ini menjadi penyebab banyaknya pengungsi terserang penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh. Kami juga mengalami kendala untuk pasokan obat-obatan. Karena kami hanya memiliki obat-obatan standar, namun di sini dibutuhkan banyak obat-obatan besar,” katanya.
Gunung Agung yang meletus pada 21 November hingga saat ini masih terus memuntahkan asap abu vulkanik dan berstatus Awas. Warga yang berada dalam radius 8 km hingga perluasan 10 km masih diimbau untuk tetap berada mengungsi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Editor: Kastolani Marzuki