Pascaerupsi Terakhir, Aktivitas Gunung Agung Terekam Masih Tinggi
KARANGASEM, iNews,id - Pascaerupsi efusif magmatik yang terjadi Kamis, 11 Januari 2018 lalu, aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga kini masih tinggi. Hal ini ditandai dengan masih terekamnya gempa vulkanik baik dalam maupun dangkal serta tremor menerus, yang mengindikasikan masih ada suplai magma dari kedalaman menuju permukaan. Oleh karena itu, diprediksi erupsi efusif magmatik akan terus terjadi beberapa waktu ke depan secara fluktuaktif.
Berdasarkan pantauan dari pos pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Rendang, Karangasem, Bali, aktivitas Gunung Agung masih terpantau tinggi, Sabtu (13/1/2018) siang. Secara visual, gunung api tertinggi di Pulau Bali itu masih mengeluarkan asap tipis dengan tekanan yang lemah. Ketinggian asap kawah hanya berkisar 100 hingga 500 meter dari puncak.
Dari alat yang dipasang di pos pengamatan terlihat, Gunung Agung masih menunjukkan kegempaan baik gempa vulkanik dalam maupun dangkal. Hanya saja jumlah dan intensitasnya tidak begitu signifikan, sehingga proses letusan masih dangkal.
Namun diperidiksi letusan efusif magmatik akan kembali terjadi secara fluktuatif. Sebab, dengan masih terekamnya gempa vulkanik mengindikasikan masih adanya suplai magma menuju ke permukaan. Tercatat dari sejak 25 November 2017 sampai 12 Januari 2018 kemarin sudah ada sekitar 25 kali letusan yang terjadi di Gunung Agung.
Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika mengatakan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda Gunung Agung akan kembali meletus dalam waktu dekat. “Dampaknya baru abu vulkanik saja, itu pun dengan tekanan yang cenderung kecil menuju sedang. Sampai hari ini juga belum muncul, mungkin butuh waktu beberapa hari lagi untuk mengumpulkan tekanan agar bisa menyemburkan abu vulkanik kembali,” ucap Suantika.
Mengingat aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi, PVMBG masih merekomendasikan status gunung setinggi 3,031 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini berada pada level empat atau awas. Kawasan rawan bencana berada dalam radius enam kilometer dari puncak kawah agar tetap dikosongkan. Masyarakat di sekitar lokasi diminta untuk tidak mendekati zona merah Gunung Agung. Sementara di luar radius tersebut Bali dinyatakan masih aman.
Editor: Muhammad Saiful Hadi