Napi Asimilasi Membuat Kerajinan dari Koran Bekas
DENPASAR, iNews.id – Sejumlah narapidana (napi) yang mendapat program asimilasi dari pemerintah akibat wabah Covid-19, tak selalu akan berbuat ulah kembali. Seperti yang dilakukan mantan warga binaan Rutan Gianyar, bernama Anak Agung Agus Satria Wibawa.
Mendapat kebebasan lebih awal dari pemerintah, Satria Wibawa justru semakin produktif mengembangkan keterampilan, yang diperoleh saat masih mendekam di penjara dari seorang rekannya sesama napi.
Dengan terampil, tangannya menggulung satu per satu koran bekas, menjadi gulungan kecil dengan bantuan sebuah alat agar tampak lebih padat dan kuat. Gulungan koran bekas ini kemudian dirangkai menjadi sebuah kerajinan yang indah, seperti dibentuk menjadi sokasi atau bokor yaitu tempat peralatan persembahyangan untuk Agama Hindu.
Untuk koran yang dipakai pun juga tak sembarangan, karena harus memakai kertas koran dan tanggal yang sama.
“Koran yang saya pakai harus dari nama koran dan hari yang sama, supaya saat dirangkai membentuk pola dan terlihat bagus saat diberi cat pernis,” kata Satria Wibawa saat ditemui di Denpasar.
Kini setelah kebebasannya, ia disibukkan membuat pesanan dari warga yang mencapai 20 buah per harinya, serta mengajarkan istri dan orang tuanya membuat kerajinan ini.
“Saya sekarang masih mengajarkan bapak sama istri juga, untuk membuat keterampilan ini sehingga bisa bantu-bantu kalau ada pesanan yang lumayan banyak,” ucap mantan napi kasus narkoba ini.
Satria juga membuka diri dan bersedia mengajari warga yang ingin belajar, mengembangkan keterampilan untuk mencari penghasilan tambahan.
“Teman-teman yang sudah punya kerjaan, ingin memiliki keterampilan atau mereka yang nantinya dapat mencari penghasilan tambahan, Silakan saja, dengan senang hati saya siap mengajari,” kata Satria.
Pria yang akrab dipanggil Gung Dalem ini mengaku untuk memasarkan hasil kerajinannya, dilakukan melalui media online dengan harga bervariasi, mulai Rp 50 ribu sampai Rp 225 ribu.
Respon dari warga yang telah membeli pun sangat positif dan memuaskan. Meski seluruh bahannya dari koran, sokasi atau bokor sangat awet dan tahan air.
Kegiatan yang dilakukan Satria ini pun mendapat respon positif dari Petugas Pengawas Badan Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Denpasar, Komang Heri Tri Santika yang mendatangi rumah warga binaan dari program asimilasi.
“Inilah yang diharapkan dari program asimilasi agar warga binaan semakin produktif. Dan ini sebagai wujud nyata bentuk pembinaan di lembaga pemasyarakatan selama menjalani yang bersangkutan menjalani hukuman,” kata Komang Heri.
Dalam hal ini, kata Komang Heri lagi, yang bersangkutan terlihat sekali mendapat dukungan dari keluarga yaitu orang tua dan istri untuk meningkatkan produktivitas, sehingga diharapkan tak lagi terlibat kasus kriminal.
Editor: Dewi Umaryati