Kementerian PU Tangani Infrastruktur Rusak Akibat Banjir Bandang di Nagekeo, NTT
                
            
                JAKARTA, iNews.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai melakukan pemulihan infrastruktur yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bencana ini dipicu hujan deras yang mengguyur sejak 8 September 2025.
Laporan di lapangan menunjukkan, dua jembatan di Desa Sawu (Teodhae 1 dan Teodhae 2) terputus total, sementara jembatan di Desa Maukeli dan Aewoe mengalami kerusakan parah. Banjir juga menyeret sejumlah rumah, kendaraan, serta ternak. Hingga kini, tercatat tiga warga meninggal dunia dan tujuh orang masih hilang.
                                    Menteri PU Dody Hanggodo menekankan penanganan harus komprehensif serta melibatkan pemerintah daerah. “Kita perlu duduk bersama Pemda untuk mencari akar masalah. Alat berat dan tim teknis sudah kita kerahkan, beberapa titik pun mulai kering,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/9/2025).
Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengoperasikan excavator dan wheel loader guna membersihkan material lumpur yang menutup ruas jalan Maumbawa–Mauponggo–Sp. Gako. Pemasangan bronjong juga dilakukan untuk mencegah erosi, ditambah rambu peringatan di sejumlah titik rawan.
                                    Kepala BPJN NTT, Janto, menyampaikan bahwa jembatan bailey darurat sepanjang 30 meter tengah dimobilisasi dari Pulau Timor untuk menggantikan akses yang terputus.
“Kami targetkan pemasangan jembatan bailey selesai minggu depan agar mobilitas warga segera pulih. Namun, masih dibutuhkan tambahan 90 meter bailey untuk dua jembatan lain yang rusak total,” katanya.
Selain itu, kebutuhan bronjong mencapai 10.000 m³, sedangkan stok yang tersedia baru sekitar 1.300 m³ (1.000 m³ dari BPJN NTT dan 300 m³ dari Dinas PUPR Nagekeo). Kekurangan sebesar 8.700 m³ akan dipenuhi melalui pengiriman dari gudang pusat dan penyedia jasa konstruksi.
Editor: Kastolani Marzuki