IPBI Jalin Kemitraan dengan Studio Film Asimetri

DENPASAR, iNews.id - Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) menjalin kemitraan dengan PT Asymmetry Movie Studio. Kemitraan itu akan menyatukan seni pembuatan film dan pentingnya bisnis dan pariwisata melalui Sekolah Film Bali.
Kemitraan ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) di Kampus IPBI, Denpasar Utara, pada Kamis (14/9/20220.
Penandatanganan dilakukan oleh I Nyoman Gede Astina selaku Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun atas nama Institut Parwisata Dan Bisnis Internasional (IPBI), dan Topaz Peretz, CEO Founder PT Studio Film Asimetri atas nama PT. Studio Film Asimetri.
Dalam kemitraan tersebut, siswa Sekolah Film Bali akan mendapat tugas membuat konten seperti video reel untuk koki atau iklan spa. Dengan mengintergrasikan kedua sektor itu, para siswa diharapkan akan saling mengigat untuk pekerjaan setelah mereka lulus.
"IPBI fokus pada industri pariwisata. Kami sekarang melihat peningkatan kebutuhan hotel, restoran, dan sejenisnya untuk memiliki foto dan video tingkat atas untuk mempromosikan bisnis mereka," kata Astina.
Sekolah Film Bali memiliki slogan Where Art Meets Business.
Astina menambahkan, para siswa pembuat film akan belajar cara menggunakan peralatan film, mengerjakan set film, perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab untuk membuat sebuah karya produksi dan mempelajari set film Indonesia dan internasional.
"Mereka akan belajar pembuatan film dan penulisan skenario berkualitas Hollywood," ujarnya.
Sementara Topaz Peretz adalah produser dan sutradara film lulusan Akademi Film Nw York. Dia telah 5 tahun berkarya di industri perfilman Hollywood. Topas menyutradarai 9 produksi dan 12 produksi film pendek.
Saat Covid-19 melanda, Topaz memutuskan untuk ke Bali dan memutuskan membangun perusahaan produksinya di Pulau Dewata. Saat mengevaluasi pasar film Indonesia, Topaz menemukan beberapa celah di pasar yang berpotensi diisi dengan membuat sekolah film bermitra dengan IPBI.
"Saya pikir ada sesuatu yang istimewa tentang menyatukan kumpulan pikiran segar dan membekali mereka dengan keterampilan baru," tutur Topaz.
Menurut Topaz, cara baru untuk ekspresi diri dan industri baru ini sebelumnya tidak dapat mereka akses atau mungkin tidak menyadari bahwa mereka bisa menjadi bagian darinya.
"Untuk kemudian memberi mereka akses dan memberdayakan mereka dengan pengetahuan, jaringan, dan pengalaman," kata Topaz.
Editor: Reza Yunanto