Genjot Inovasi Pengelolaan Sampah, Bupati Badung Adi Arnawa Tinjau 3 Lokasi TPS3R

Sebaliknya, disampaikan juga tantangan berbeda muncul di TPS3R Pecatu dan TPS3R Kedonganan. Di TPS3R Pecatu, Bupati Adi Arnawa mencatat volume sampah yang masuk mencapai 30 ton per hari, namun kapasitas pengolahan hanya 5-7 ton per hari.
Dia menegaskan perlunya akselerasi melalui pengadaan incinerator yang akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), meskipun rencana tersebut masih dalam tahap kajian.
Sementara itu, hasil olahan sampah organik di lokasi ini telah berhasil diubah menjadi pupuk yang dipasarkan oleh BUMDes, menunjukkan potensi ekonomi dari pengelolaan sampah. “Ada ketimpangan yang signifikan antara sampah masuk dan keluar, ditambah residu yang belum tertangani optimal,” ujarnya.
Untuk di TPS3R Kedonganan, kondisi lebih kompleks dengan volume sampah harian 10-12 ton, namun pemilahan dan pengolahan masih terhambat oleh minimnya partisipasi masyarakat serta keterbatasan dana.
“Residu tetap menjadi masalah, dan banyak sampah akhirnya dibuang ke TPA Suwung karena ketiadaan mesin incinerator. Untuk mengatasi hal tersebut, saya berencana menyusun pola pengelolaan seragam bagi seluruh TPS3R di Badung, dengan dukungan regulasi berbasis adat seperti yang telah berhasil diterapkan di beberapa desa. BUMD dapat berperan sebagai pembeli sampah plastik atau material daur ulang, sehingga desa tidak hanya mengolah sampah, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi,” kata Adi Arnawa.
Rencana ini akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dalam rapat evaluasi untuk memastikan alokasi anggaran tepat sasaran.
“Tidak ada gunanya menginvestasikan alat mahal jika tidak sesuai kebutuhan desa,” tuturnya seraya akan menginisiasi lomba pengelolaan sampah antar Desa/Kelurahan dengan hadiah menarik guna memacu semangat masyarakat.
Editor: Anindita Trinoviana