Dua Kali Gagal Panen, Petani di Bangli Menjerit
BANGLI, iNews.id – Di tengah melonjaknya harga beras di pasaran, para petani di Kabupaten Bangli, Bali, justru menjerit. Pasalnya, cuaca buruk yang kerap terjadi telah menyebabkan tanaman padi yang mereka tanam terancam gagal panen, akibat serangan penyakit dan berbagai hama yang semakin ganas. Dampaknya, para petani di tempat ini telah dua kali mengalami gagal panen.
Dari pantauan wartawan iNews, belasan hektare tanaman padi milik petani di Subak Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, Senin, (22/1/2018) pagi, nampak rusak dan membusuk. Sejak beberapa bulan terakhir, petani setempat mengeluhkan ganasnya serangan berbagai penyakit dan hama yang menyerang tanaman padi mereka sejak berumur sebulan.
Salah satu penyakit yang menyerang adalah penyakit blast. Jenis penyakit ini menyebabkan tanaman mengering akibat bagian pangkal tanaman digerogoti hama wereng sehingga membusuk. Kondisi ini semakin diperparah dengan ganasnya serangan hama tikus dan wereng. Dampaknya, para petani di wilayah itu dipastikan gagal panen kali ini.
Menurut sejumlah petani setempat, serangan penyakit dan hama ini telah menyebabkan petani mengalami gagal panen sebanyak dua kali. Kondisi ini kian diperparah dengan cuaca buruk, yang menyebabkan serangan hama dan penyakit semakin ganas, sejak beberapa bulan terakhir.
Berbagai upaya penanggulangan dan telah dilakukan. Namun hingga saat ini tidak satupun yang membuahkan hasil. Kendati demikian, petani setempat tidak patah arang. Di tengah serangan berbagai penyakit tersebut, petani masih berupaya mencoba keberuntungannya untuk tetap menanam padi. Sebab, selama ini mereka menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian sebagai petani.
“Sekarang gagal. Karena diserang hama tikus dan penyakit blas. Pastinya tidak tahu berapa luas yang rusak. Tapi pastinya berhektare-hektare lah,” ucap I Nyoman Redita, salah seorang petani asal Desa Tamanbali.
Hal senada disampaikan I Wayan Nuka, yang juga merupakan petani asal Desa Tamanbali. Menurutnya, selama cuaca buruk mendera wilayahnya, sudah dua kali petani mengalami gagal panen. “Sudah dua kali di sini. Gejalanya sebenarnya sudah kelihatan sejak tanaman baru ditanam 15 hari. Sebagian sudah mulai menguning bahkan membusuk,” katanya.
Di Subak Jelekungkang, terdapat belasan hektar sawah yang terserang penyakit dan hama. Atas kondisi tersebut, para petani hanya bisa pasrah. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah untuk bisa membantu menanggulangi berbagai serangan hama dan penyakit ini.
Editor: Himas Puspito Putra