get app
inews
Aa Text
Read Next : 1 Pasien Korona Meninggal di Bali, 9 WNA Masuk Dalam Pengawasan

Diduga Kelelahan usai Rawat Pasien Korona, 2 Perawat di RSUP Sanglah Diisolasi

Jumat, 13 Maret 2020 - 09:50:00 WITA
Diduga Kelelahan usai Rawat Pasien Korona, 2 Perawat di RSUP Sanglah Diisolasi
Ruang Nusa Indah, ruang isolasi pasien suspect virus korona di RSUP Sanglah Denpasar. (Foto: iNews.id/Aris Wiyanto)

DENPASAR, iNews.id - Dua perawat RSUP Sanglah, Denpasar dalam status pasien orang dalam pengawasan (ODP). Keduanya mengalami gejala seperti pasien suspect virus korona atau Covid-19.

"Dengan perkembangan pasien itu rupa-rupanya ada yang perawat yang kelelahan, dua orang itu demam, batuk. Karena ada demam, batuk, makanya kita masukan dalam perawatan pengawasan," kata Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar I Wayan Sudana di Denpasar, Kamis (12/3/2020).

Dia mengatakan, dua perawat tersebut memiliki riwayat pernah memberikan pelayanan dan perawatan kepada WNA pasien positif virus korona yang akhirnya meninggal.

Keduanya kondisinya juga kelelahan. Kedua perawat tersebut saat ini berada di ruang isolasi.

Sudana memastikan, keduanya menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai SOP saat menangani pasien suspect virus korona.

"Bagaimana dia menangani pasien menggunakan APD seperti apa itu semua sudah ada prosedurnya," ucapnya.

Ketua Komite K3 RSUP Sanglah Denpasar Dr. IGB Ken Wirasandhi mengatakan, SDM di RSUP Sanglah saat ini akan mengoptimalkan pemakaian APD dan proses dekontaminasi. Sehingga ketika selesai melakukan kegiatan, direkomendasikan untuk pulang.

Namun dia megingatkan, dengan kondisi meningkatnya kasus suspect virus korona di Bali sementara SDM terbatas, kemungkinan akan ada karantina untuk tenaga medis.

"Misalnya diambil seminggu atau dua minggu dengan asumsi yang kontak lama maka berisiko sakit. Setelah diputuskan dua minggu boleh tidak bertugas maka kita akan melakukan proses selama 14 hari karantina sampai tidak menimbulkan keluhan, baru boleh bekerja," katanya.

Saat ini, kata dia, Ruang Nusa Indah dicoba untuk dirancang sebagai tempat mereka bisa istirahat representatif jangka lama. Saat ini, rekomendasi untuk mereka masih boleh pulang setelah dekontaminasi.

"Maka tadi proses dekontaminasi untuk ruangan sudah dilakukan dengan situasi pengembangan optimalisasi ruang isolasi, supaya bisa memutus rantai penularan dan jangan sampai RS Sanglah menjadi episenter baru dalam kasus ini," katanya.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut