Bawakan 4 Judul Berbeda, Sanggar Seni Bade Mas Pentas di Pagelaran Gamelan Inovatif

Garapan ke-3 oleh komposer Putu Diky Wahyu Arjaya. Pada garapan ini, komposer mengajak semua pendengar karya untuk ikut larut dalam nuansa yang ingin dibangun tentang bagaimana orang tua yang membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang.
“Garapan yang berjudul 'SUNDIH ASIH' berisi untaian melodi yang dijalin sedemikian rupa demi menggambarkan bagaimana lembutnya kasih sayang seorang ibu. Kemudian, bagaimana ketegasan seorang ayah digambarkan lewat hentakan ritme yang diatur sedemikian rupa, serta tidak lupa pula dinamika yang dibangun sebagai pengejawantahan rasa terima kasih sang anak kepada orang tuanya,” ujar Diky.
'Kenang-kunang' menjadi garapan terakhir yang ditampilkan oleh Sanggar Seni Bade Mas.
I Wayan Eka Widiadi Sucipta selaku komposer 'Kenang-kunang' menjelaskan, kenang berarti tempat yang tepat, dan kunang adalah kunang-kunang sebagai gambaran manusia. Setiap kunang-kunang memiliki cahayanya sendiri begitupun manusia yang mempunyai keunggulannya tersendiri.
Jadi, kenang kunang diartikan sebagai manusia unggul yang berada di tempat yang tepat untuk mendapatkan harkat martabatnya dan berguna dalam masyarakat atau lingkungannya.
“Kenang kunang di sini menceritakan bagaimana seseorang bisa memberikan rasa hormat kepada orang lain. Dari sanalah timbul garapan kenang kunang ini bagaimana menghormati seseorang,” ucapnya.
Keempat Garapan pemuda Badung tersebut tampil memukau di Panggung Ksirarnawa dan memberikan kesan baik terutama oleh Ketua Sanggar Bade Mas, Made Suanta.
“Semoga nanti ke depannya pemerintah tetap menyediakan ruang buat anak-anak muda untuk melestarikan dan berinovasi terhadap kesenian yang ada di Bali,” tutur Suanta.
Editor: Anindita Trinoviana