Ilustrasi PDAM. (Ilustrasi: Istimewa)

DENPASAR, iNews.id - Warga Denpasar, Bali, geram karena  sudah empat hari terakhir air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) tidak mengalir. Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma diketahui melayani sekitar 89.000 pelanggan.

Kondisi seperti ini selalu terjadi saat musim hujan tiba. Warga merasa kesulitan karena tidak ada pasokan air bersih dari PDAM. Agar tetap mendapatkan air, warga terpaksa menampung air hujan.

"Sudah empat hari kami terpaksa menampung air hujan," ujar warga di daerah Ubung, Denpasar Utara, Sri Rukmini, Selasa (9/2/2021). 

Dia menuturkan, setiap pulang kerja harus lembur menampung air hujan yang beberapa hari ini turun malam hari. Air hujan itu lalu dipakai untuk mengisi bak mandi dan delapan ember untuk cadangan. 

Cadangan air itu pun habis keesokan siangnya untuk keperluan MCK. "Untuk memasak pakai air isi ulang dulu," ujar bapak empat anak ini. 

Lain lagi cerita I Gusti Ngurah Pratama. Dia setiap hari harus membeli 20 galon air isi ulang akibat pasokan air yang terhenti dari PDAM. "Satu galon air isi ulang Rp5.000. Tinggal dikalikan saja," ujarnya. 

Pratama menilai kinerja PDAM Denpasar sangat buruk karena tidak pernah punya terobosan dalam memberikan layanan air bersih. "Denpasar ini kota internasional. Tapi setiap hujan air mati," katanya. 

Sementara Direktur Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Ida Bagus Gede Arsana yang dikonfirmasi mengatakan, matinya layanan air bersih di Denpasar disebabkan instalasi pengolahan air di Belusung mengalami penyetopan produksi sejak 6 Februari 2021.

Hal itu disebabkan hujan deras di hulu di sungai Ayung Belusung yang menyebabkan air baku sungai Ayung keruh karena bercampur lumpur, pasir, dan material sampah.

"Akibatnya air baku sungai Ayung Belusung tidak dapat diolah atau diproduksi," katanya. 


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network