Para ilmuwan juga meminta publik tidak panik dengan C12. Varian ini belum menyebar luas, apalagi sistem pencegahan yang ada saat ini dianggap masih efektif melawan berbagai varian Covid-19.
Hasil penelitian mengungkap, C12 memiliki kedekatan genetik dengan varian Lambda yang pertama kali ditemukan di Peru. Lambda merupakan varian yang bisa menyebabkan penyakit parah dan memicu lonjakan angka kematian di negara itu.
Namun sekali lagi, butuh penelitian lebih lanjut untuk mengenali C12. Para ilmuwan harus mengetahui bagaimana suatu varian Covid-19 bekerja pada manusia.
Tujuannya untuk memberi gambaran apakah dia lebih menular, menyebabkan penyakit lebih parah, atau bahkan bisa lolos dari kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin.
Sampai tahap ini, ilmuwan belum banyak tahu bagaimana C12 berperilaku pada manusia karena penyebarannya masih minim. Jumlah kasus varian C12 kurang dari 5 persen di Afrika Selatan dan hanya ditemukan pada sekitar 100 kasus di seluruh dunia sejak Mei.
Sejauh ini Delta merupakan varian yang lebih berbahaya karena mendominasi kasus global. C12 perlu terus diawasi jangan sampai mengalahkan Delta.
Varian ini juga harus semakin diwaspadai jika menyebar luas, mengalahkan kecepatan varian lain. Sebuah kelompok di Australia, Communicable Diseases Genomics Network, sedang memantau perkembangan C12 secara cermat.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait