Alumnus UGM ini melihat tradisi masyarakat Bali yang memberikan keteladanan ketika menjalankan kehidupan spiritualitas.
Hasto menilai hal tersebut merupakan wajah kebudayaan yang autentik, khas Nusantara. Dia menyampaikan bahwa masyarakat Hindu Bali meyakini Gunung Agung merupakan tempat bersemayamnya pada dewa-dewa dan terdapat Istana Dewata.
"Oleh karena itu, masyarakat Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat keramat yang disucikan. Penghormatan masyarakat Bali terhadap Gunung Agung inilah yang menggerakkan kami untuk ikut merasakan dan membangun dialog batin, dengan laku secara fisik," katanya.
Dia mengingatkan bahwa PDIP memiliki semangat untuk menjaga nilai-nilai spiritualitas yang hidup dalam tradisi Nusantara.
"Malam tahun baru menjadi momentum untuk kontemplasi dan menyeimbangkan diri sendiri dengan lingkungan alam semesta, serta membangun spirit dan tekad bagi tahun 2022 yang akan datang. Itulah berbagai hal yang kami pelajari dari kepemimpinan Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri yang kami jabarkan dalam perilaku organisasi kepartaian," kata Hasto.
Keberangkatan Hasto bersama teman-temannya ke Gunung Agung dimulai dengan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Jumat.
Dia ditemani lima temannya sesama mahasiswa S3 di Universitas Pertahanan (Unhan).
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait