YANGON, iNews.id - Sehari pascakudeta militer terhadap pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, sambungan telepon dan internet sudah berjalan normal pada Selasa pagi. Bank-bank juga kembali beraktivitas dan dimanfaatkan warga Yangon untuk menarik dana tunai.
Warga menarik dana tunai karena kekhawatiran kondisi masih memanas. Pergolakan yang terjadi bisa saja akan berdampak ke perekonomian yang sebenarnya masih belum pulih akibat wabah virus corona.
"Bisnis sudah melambat karena pandemi, bahkan sampai sekarang, kemudian konflik politik terjadi. Mata pencaharian tidak mudah terutama bagi kami pengemudi taksi," kata seorang sopir, Aung Than Tun, dikutip dari Reuters.
Situasi di Myanmar, terutama Ibu Kota Naypyitaw, serta kota pusat perdagangan, Yangon, juga masih mencekam sehari pascakudeta militer terhadap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Tentara dan polisi anti-huru hara menjaga ketat Naypyitaw dan Yangon. Akibatnya jalan-jalan sepi, terlebih adanya pembatasan akibat wabah Covid-19.
Tentara menyiagakan kendaraan tempur di titik-titik strategis Naypyitaw dan Yangon, seperti gedung parlemen. Checkpoint didirikan di jalan menuju gedung parlemen. Di Yangon, petugas menjaga ketat balai kota, seperti dilakukan sejak kemarin.
Pada Selasa (2/2/2021) pagi, pasar yang biasanya ramai dengan aktivitas warga, masih sepi. Bukan hanya itu, beberapa pusat perbelanjaan dan bandara Yangon ditutup.
Di Mandalay, tentara dan polisi berkonvoi di jalanan kota menggunakan banyak armada tempur. Namun aktivitas warga relatif lebih ramai seolah tak terpengaruh dengan memanasnya situasi politik.
Aung San Suu Kyi ditangkap bersama para pejabat dan pemimpin partai berkuasa, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada Senin (1/2/2021) dini hari. Beberapa jam setelah penangkapan, militer mengeluarkan pernyataan resmi mereka mengambil alih kekuasaan dari Suu Kyi.
Panglima Angkatan Bersenjata Min Aung Hlaing mengambil alih kepemimpinan Myanmar dari Suu Kyi dan menetapkan keadaan darurat nasional selama setahun.
Suu Kyi dan para pemimpin lainnya, termasuk Presiden Win Myint, ditangkap terkait tuduhan kecurangan pemilu pada November 2020. Partai NLD menang telak dalam pesta demokrasi itu.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait