BADUNG, iNews.id - Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat permintaan sapi Bali merosot hingga 50 persen. Eksportir sapi mengaku rugi hingga Rp2 juta per hari untuk memberi pakan.
"Kita sudah rugi untuk beli pakan sapi itu dua juta per hari," kata Solahudin, salah satu eksportir sapi Bali di Pasar Beringkit, Badung, Senin (16/5/2022).
Solahudin memiliki 80 ekor sapi yang tertahan di kandang karena larangan pengiriman hewan ternak ke Pulau Jawa. Pengiriman sapi dari Bali menurutnya masih dilarang karena merebaknya PMK di Jawa Timur.
"Nggak bisa kirim sapi karena izin dari dinas nggak keluar," tuturnya.
Solahudin mengatakan, pengiriman sapi menjelang Hari Raya Idul Adha adalah kesempatan bagi para petani di Bali meraup untung. Namun yang terjadi harga daging sapi di pasaran malah turun dari Rp48.000 per kilogram menjadi Rp45.000.
"Sebenarnya ini panen raya petani-petani Bali menyambut hari raya kurban, tapi dampaknya malah lain," ujarnya.
Dalam kondisi normal, permintaan sapi Bali di setiap pasar ternak mencapai 700 ekor per hari. Kini setelah merebaknya PMK menurun jadi 400 ekor per hari.
Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Wayan Mustika mengatakan, permintaan sapi Bali tahun lalu menjelang Idul Adha mencapai 50.000 ekor. Kini turun hampir 50 persen.
"Permohonan sapi ke Bali hampir 50.0000 tahun lalu jelang Idul Adha. Sekarang menurun hampir 50 persen," kata Mustika.
Sementara itu dibukanya sertifikasi sapi Bali oleh Badan Karantina Pusat melalui jalur tol laut tak banyak membantu. Sebab, mekanisme itu membuat biaya pengiriman sapi dari Bali ke berbagai pulau jadi membengkak.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait