Kekalahan di garis pertahanan membuka jalan bagi Belanda menyerang Singaraja, ibu kota Kerajaan Buleleng. Pasukan Bali berusaha mempertahankan istana, namun kalah dalam persenjataan dan kekuatan militer.
Pada 29 Juni 1846, Istana Singaraja resmi diduduki Belanda. Gusti Jelantik dan Raja Buleleng terpaksa mundur ke Jagaraga dan akhirnya memutuskan berdamai dengan pihak kolonial.
Perang Buleleng 1846 menjadi catatan penting sejarah perlawanan Bali terhadap kolonialisme Belanda. Meski kalah secara militer, semangat juang prajurit Buleleng di bawah Gusti Jelantik menjadi simbol perlawanan rakyat Bali mempertahankan kedaulatan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait