Tak hanya berisi riwayat hidup, buku ini juga menyuguhkan arsip karya, dokumentasi foto, dan pertunjukan lintas generasi yang dikemas dalam format panggung menyentuh emosi.
“Ini bukan sekadar buku, tapi warisan budaya yang hidup,” kata Tjokorda Ngurah Suyadnya, cucu sang maestro.
Peluncuran buku disambut meriah dengan pagelaran sejumlah tarian klasik Bali, seperti Tari Legong Lasem Peliatan, Tari Legong Calonarang dan Kebyar Duduk.
Tarian-tarian tersebut merupakan karya ikonik sang maestro yang dianggap sebagai simbol dunia tari klasik Bali dan wajib dilindungi serta dikenalkan kepada generasi muda.
Kehadiran Partai Perindo Bali dalam acara ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas seniman, tetapi juga tanggung jawab bersama, termasuk dunia politik.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait