"Seperti melibatkan mereka untuk membuat video protokol kesehatan secara end to end mulai dari menjemput tamu di airport, saat berkegiatan, hingga kembali ke airport. Itu harapan mereka sehingga dapat berkegiatan dan mendapatkan tambahan penghasilan yang dibutuhkan," kata Sandi.
Selain itu, pramuwisata berharap agar ada sertifikasi kompetensi, khususnya budaya Bali, kemampuan berbahasa Bali, dan agar mereka dilibatkan dalam program prakerja.
"Ini adalah satu pemetaan masalah yang bisa langsung kami cari solusinya dengan program pemerintah. Saya langsung memastikan dana hibah tahun ini tidak hanya menyasar hotel dan restoran, tapi juga memberikan sentuhan kepada biro perjalanan pariwisata dan pramuwisata," kata Sandi.
Menparekraf meyakini para pramuwisata dapat turut menyosialisasikan protokol CHSE atau kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan. Ini salah satu perubahan dari segi trend pariwisata saat ini yakni menjadi safety healthy tourism.
"Harapan kita, sertifikasi kompetensi dari 1.600 SDM pariwisata dapat ditambah menjadi 2.100 SDM pariwisata pada tahun 2021 ini. Dari 90 pemandu wisata yang mendapatkan pelatihan storry telling bisa ditingkatkan juga khususnya untuk mencakup desa-desa wisata berpotensi untuk membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya dan seluas-luasnya," katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait