Di samping kedua tokoh tersebut, terdapat sejumlah Ulama Indonesia lainnya yang berperan dalam perkembangan Islam di Afrika Selatan. Pada 2021, Pemerintah Afrika Selatan menetapkan sejumlah makam sebagai national heritage di antaranya adalah makam Ulama Indonesia yaitu makam Syekh Yusuf Al Makassari (asal Gowa), Tuan Dea Koasa dan Tuan Ismail Dea Malela (asal Sumbawa), Sheikh Mohamed Hassen Ghailbie Shah (pengikut Syekh Yusuf), Tuan Kaape-ti-low (asal Jawa), Abdurahman Matebe Shah dan Sayed Mahmud (asal Sumatera Barat). Dari keturunan orang-orang Indonesia yang datang di Afrika Selatan ratusan tahun lalu, berkembang komunitas Cape Malay yang kini jumlahnya lebih dari 300 ribu orang.
Konjen RI juga menceritakan bahwa Denpasar dan Mossel Bay memiliki kerja sama Sister City. Dalam pertemuan dengan Walikota Mossel Bay pada 16 November lalu, Walikota Mossel Bay Alderman Dirk Kotze mengharapkan KJRI dapat menyelenggarakan Indonesian Folk Market di Mossel Bay, seperti yang diselenggarakan di Cape Town Oktober lalu yang dihadiri oleh 4.695 pengunjung.
Menyambut baik undangan Wali Kota, Konjen RI berencana menyelenggarakan Pasar Rakyat Indonesia di Mossel Bay pada April 2024.
Konjen RI harapkan Pemkot Denpasar dan Pemda Bali dapat berpartisipasi dalam event tersebut dengan mengirimkan misi budaya dan kesenian. Hal ini akan menjadi salah satu wujud nyata tindak lanjut kerjasama Sister City. Event tersebut juga merupakan bagian dari peringatan 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Afrika Selatan pada 2024.
Diketahui jika IB Ngurah Wijaya juga merupakan pengusaha hotel, bar & resto, dan travel serta pernah menjabat sebagai Ketua Bali Tourism Board selama 3 periode sangat bersemangat turut memfasilitasi dukungan Pemkot Denpasar dan Pemda Bali dalam mendukung Indonesian Folk Market di Mossel Bay. Selanjutnya pada 6 Desember Konjen RI, IB Ngurah Wijaya, Wali Kota Denpasar Jaya Negara dan Ketua Bali Tourism Board melakukan vidcon untuk membahas hal ini.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait