Ajik Krisna terdampar di Sanur, di sebuah hotel melati bernama Hotel Rani di Jalan Danau Buyan. Kepada sekuriti hotel tersebut, dia meminta izin untuk tinggal di pos selama belum memiliki pekerjaan.
Suatu saat dia mencuci mobil yang ada di parkiran hotel tanpa ada yang menyuruh. Keesokan paginya, dia bangun dan mendatangi pemilik mobil. Tak disangka pemilik mobil itu adalah pemilik Hotel Rani.
Saat itulah Ajik Krisna memberanikan diri untuk meminta izin tinggal di pos sekuriti.
"Saya bilang kalau tidak keberatan izinkan saya minta makan di sini dan tinggal di pos sekuriti," katanya.
Dia mendapat izin dari pemilik hotel. Di tempat itulah Ajik Krisna tinggal selama dua tahun, dalam pos sekuriti berukuran 2,5 meter x 1,5 meter. Tempatnya tidur beralaskan batako.
Bekerja sebagai pencuci mobil membuat Ajik Krisna bisa mengumpulkan Rp150.000 per bulan. Uang itu dia gunakan untuk membeli motor Honda 70. Dengan motor itulah dia pergi ke Denpasar untuk mencari kerja.
Ajik Krisna akhirnya diterima bekerja di usaha konveksi Sidarta.
"Itu satu-satunya saya pernah bekerja. Saya tinggal satu tempat dengan ownernya," katanya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait