Salah satu perajin tempe di lingkungan Taman Sari Singaraja, Buleleng, Said (Foto: iNews/Pande Wismaya)

BULELENG, iNews.id - Harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu naik. Hal ini mengakibatkan pengusaha tempe dan tahu di Kabupaten Buleleng, Bali menjerit hingga mengurangi produksi.

Harga kedelai mengalami peningkatan sejak bulan Desember 2020 lalu. Bahkan, kini menembus Rp9.000 lebih per kilogramnya.

Salah satu perajin tempe di lingkungan Taman Sari Singaraja, Buleleng, Said telah mengurangi produksi tempe. Permintaan konsumen pun menurun karena harga tempe juga naik.

Said menjelaskan, dengan harga kedelai Rp9.000 per kilogram, dia menaikan harga tempe dan tahun Rp1.000 hingga Rp2.000. Langkah itu dia lakukan agar tidak rugi, tapi rupanya banyak konsumen yang memilih tidak membeli tempe tahu.

"Biasanya paling mahal itu enggak sampai Rp9.000 ini bahkan sampai ada yang lebih," ucap Said.

Dia mengaku tidak tahu persis penyebab kenaikan kedelai. Tapi dia memilih untuk mengurangi produksi agar tidak rugi.

"Enggak tahu naiknya kenapa. Kata bosnya dari sana sudah naik," katanya lagi.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network