KARANGASEM, iNews.id - Gempa tremor overscale atau melebihi skala kembali mengguncang Gunung Agung, Karangasem, Bali, Rabu (29/11/2017) sore dengan durasi sangat lama.
Kondisi tersebut mengindikasikan energi magma yang sangat besar dan dikhawatirkan bisa terjadi erupsi yang lebih dahsyat dalam waktu dekat. Karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus mengingatkan masyarakat untuk segera menjauhi zona merah.
Peningkatan gempa tremor hingga melebihi skala itu mengejutkan petugas PVMBG. Sebab, dalam setengah hari terakhir aktivitas erupsi magmatik gunung tersebut sempat mengalami penurunan. Namun sejak Rabu sore hingga petang tadi, aktivitas gunung tertinggi di Bali ini kembali terpantau naik drastis.
Hal tersebut ditandai dengan terekamnya kembali gempa tremor overscale di pos pantau PVMBG Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali. Bahkan durasi tremor overscale yang terekam hingga mencapai 52 menit terhitung sejak pukul 17.24 Wita hingga pukul 18.00 Wita.
Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan gempa tremor overscale 24 mm yang terjadi sejak pukul 17.24-18.00 Wita mengindikasikan pergerakan magma yang telah membongkar pipa magma semakin mendekati permukaan kawah. Ancaman terjadinya erupsi yang lebih dahsyat sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Masyarakat harus tetap waspada dan keluar dari zona merah. Dalam kondisi Awas ini potensi terjadinya erupsi besar bisa terjadi sewaktu-waktu. Erupsi itu bisa mengeluarkan abu, lava, dan batuan pijar. Itu biasa," kata Kasbani.
PVMBG juga terus mengingatkan masyarakat untuk tetap mengosongkan zona merah dalam radius 8 km dan perluasan sektoral 10 km dari puncak gunung mengingat sejak masuk fase kritis, Gunung Agung telah mengeluarkan material vulkanik berupa abu, pasir hingga lemparan batu. Ini sangat membahayakan masyarakat yang mencoba memasuki zona bahaya tersebut.
Sesuai laporan PVMBG, aktivitas Gunung Agung dalam periode 12.00-18.00 Wita dari sisi meteorologi terpantau cuaca mendung, angin bertiup lemah ke arah barat daya, suhu udara 23-24 derajat Celcius. dan kelembaban udara 90-91%. Secara visual, gunung tak bisa teramati karena tertutup kabut.
Untuk kegempaan, tercatat gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak 8 kali, gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 5 mm selama 120 detik. Selain itu, tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-24 mm (dominan 2 mm).
Sebelumnya, gempa tremor melebihi skala mengguncang Gunung Agung pada Selasa (28/11/2017) 2017 sore dan mengejutkan petugas PVMBG.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait