Gelar Rakai Halu yang disandang pada awal namanya menimbulkan pendapat bahwa sebenarnya dia bukanlah putra mahkota yang dipersiapkan untuk menduduki tahta kerajaan.
Dia menjadi raja karena putra mahkota yang sebenarnya yakni putri Raja Dharmamawangsa Teguh telah tewas pada saat peristiwa Paralaya, yaitu perayaan perkawinannya dengan Airlangga.
Sri Lokeswara adalah nama lain dari Avalokitesvara, sebutan penguasa dunia di dalam agama Buddha. Adapun penggunaan unsur ajaran Buddha di deretan nama abhiseka Airlangga, yaitu lokeswara dapat dijelaskan bahwa Buddha adalah salah satu awatara dari Dewa Wisnu, yang mengemban tugas tertentu.
Sementara kata Dharmmawansa Airlangga adalah nama dirinya. Hal ini menjadi menarik karena nama depan Dharmmawansa juga dipakai oleh lima orang raja yang pernah memerintah di Jawa dan Bali.
Raja-raja tersebut adalah Dharmmawansa Teguh, yang memerintah di Jawa Timur sebelum Airlangga. Kemudian Dharmmawansa Airlangga dan Dharmmawansa Marakata Pankaja Sthanottungadewa, yaitu adik dari Airlangga yang memerintah di Bali.
Dharmmawansa keempat yang berkuasa adalah Rakai Halu Sri Samarotsaha Karnakencana Dharmmawansa Kirttisi nihajayanatakatungadewa yang namanya tercantum di dalam Prasasti Batu di Surabaya pada 982 Saka. Satu nama terakhir yakni Dharmmawansa Kertawardhana yang memerintah di Bali.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait