Petugas Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali memantau kondisi tubuh penumpang pesawat melalui layar monitor. (Foto: iNews/Bona Jaya)

DENPASAR, iNews.id - Warga Denpasar sempat dihebohkan dengan kabar pasien suspect korona dirawat di RSU Negara di Bali. Kabar ini viral karena Pemprov Bali dinilai menutupi informasi tersebut.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Negara I Gede Ambara Putra memastikan, kehadiran pasien ini sudah dilaporkan e Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Hasil tes juga menyebutkan pasien masuk dalam kategori orang dalam pengawasan (ODP).

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pasien itu masuk kriteria dalam pengawasan, belum terkonfirmasi positif korona," kata I Gede Ambara di Negara, Kabupaten Jembrana, Kamis (12/3/2020).

Awalnya pasien berusia 62 tahun itu dirawat di salah satu rumah sakit swasta selama dua hari. Pihak rumah sakit lalu menghubungi sejumlah rumah sakit rujukan, seperti RSU Tabanan, RSUP Sanglah, RSU Sanjiwani yang semuanya menyatakan ruang isolasi mereka penuh, sehingga dirujuk ke RSU Negara.

"Untuk kondisi pasien terkini, batuk dan pilek yang diderita sudah berkurang, namun untuk memastikan kondisi pasien tersebut masih menunggu hasil laboratorium dari rumah sakit rujukan," kata Nara Kusuma Wirawan yang menangani pasien yang viral di medsos itu.

Sebelum masuk rumah sakit, pasien ini memiliki riwayat menjalankan umrah di Arab Saudi, kemudian transit di Singapura.

"Saat pemeriksaan di bandara dinyatakan tidak masalah melanjutkan penerbangan ke Bali. Kondisi pasien sendiri saat ini sudah membaik, namun kami masih menunggu hasil laboratorium," katanya.

Pasien medsos yang viral juga ada di Kabupaten Klungkung. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta membantah telah menutupi informasi keberadaan warga negara asing (WNA) yang menjadi pasien di ruang isolasi RSUD Klungkung dan menjadi perbincangan warga maya di medsos dalam 1-2 hari terakhir.

Dalam jumpa pers didampingi Sekda Gede Putu Winastra, Dirut RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma dan Sekdis Kesehatan Ida Ayu Megawati, Kamis (12/3/2020), Bupati Suwirta membenarkan bahwa ada pasien WNA perempuan berumur 20 tahun yang sedang dirawat dengan status pasien dalam pengawasan di ruang isolasi RSUD Klungkung.

"Kami menunggu hasil pemeriksaan yang lebih pasti dan bukan bermaksud menutupi informasi. Untuk memberi rasa tenang kepada masyarakat, maka kami melaksanakan protokoler yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat, baru akan kami sampaikan kepada masyarakat," ucap Suwirta.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Klungkung Ida Ayu Megawati menjelaskan pasien itu rujukan dari RS Pratama Nusa Penida yang diseberangkan dengan kapal roro dan dilanjutkan menggunakan ambulans ke RS Klungkung.

"Pasien tiba di RSUD Klungkung pada hari Rabu (11/3/2020), pukul 07.00 Wita. Saat dirujuk, WNA ini memiliki gejala batuk, pilek, namun tidak ada demam. Sebelum ke Nusa Penida, pasien sudah ada riwayat 'traveling' ke Singapura," kata Ida.

Dengan riwayat itulah, pihaknya memutuskan untuk melakukan pemantauan dan rontgen.

"Saat ini, kondisi pasien sudah stabil, nafsu makan masih bagus, suhu tubuh 36 derajat Celsius. Kondisi ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang selanjutnya diminta supaya dirujuk ke RS Rujukan Regional yakni RS Sanglah," katanya.

Bupati Suwirta menambahkan setelah mengantarkan pasien, ambulans dan kapal roro diinstruksikan supaya dilakukan penyemprotan cairan desinfektan atau cairan alkohol 70 persen.

"Jangan panik, tapi tetap waspada dan senantiasa menjaga kesehatan serta tidak sembarangan menyebarkan berita yang belum pasti agar tidak ada kepanikan," ujarnya.

Direktur Utama RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, I Wayan Sudana menyatakan pihaknya merawat 12 pasien dengan status pasien dalam pengawasan. Sebanyak sembilan di antara 12 pasien tersebut WNA, sedangkan tiga lainnya WNI. Hingga saat ini, di RSUP Sanglah sudah disiapkan 18 kamar untuk penanganan pasien dalam pengawasan Covid-19.

"Mulai dari pertama kita siapkan empat, menjadi enam, dan bertambah saat ini menjadi 18 kamar," katanya.

Untuk tenaga medis, dia mengatakan semua perawat yang memiliki kompetensi dan kemampuan penanganan-penanganan pasien infeksi akan ditarik dari beberapa ruangan itu.

"Ini kita atur setiap penambahan, kita tarik lagi, jadi bagaimana penggunaan tenaga medis seefisien mungkin," ucapnya.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network