Lebih lanjut, Nyoman Satria menjelaskan, wisatawan tidak menginap di hotel karena menginap di rumah-rumah kos dengan waktu jangka panjang, kemungkinan sampai 30 hari atau 60 hari. Kata dia, wisatawan mencari dan memperbaharui visa ke Singapura kemudian balik lagi.
"Karena mereka menginap di hotel cost-nya tinggi. Sedangkan, di Badung itu belum dikenakan pajak, di atas 10 baru dikenakan pajak. Nah apakah setiap kos itu dikenakan pajak harus merubah peraturan daerah," ujarnya.
Selain itu, teman-teman DPRD Kabupaten Sleman berkeinginan membuat kerja sama antara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sleman dengan Hipmi Kabupaten Badung. Harapannya, kerja sama antara Badung dengan Sleman ini bisa meningkat terus.
"Karena mereka menginginkan ada warga asing datang ke Badung, mungkin 7 hari di Badung, mungkin 3 hari bisa di Sleman," tuturnya.
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait